Rencanakan Serangan di Pangkalan AL, Pria Perancis Ditahan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2015 18:19 WIB
Seorang pria ditahan dan diadili atas tuduhan terorisme setelah kedapatan merencanakan serangan terhadap personel militer di pangkalan AL Perancis.
Ilustrasi penembakan. (Thinkstock/Alexei Novikov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria berusia 25 tahun ditahan dan diadili atas tuduhan terorisme setelah kedapatan merencanakan serangan terhadap personel militer di pangkalan Angkatan Laut Perancis di Toulon.

Seperti dilansir RT News, Selasa (10/11), pria tersebut memang sudah berada dalam radar aparat Perancis sejak 2014. Saat itu, ia mulai menulis pesan di laman Facebook pribadinya mengenai dukungannya terhadap tentara bayaran ISIS di Suriah dan Irak.

Guna memantau pergerakan pria ini, aparat pun mengintersepsi akun surat elektroniknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam upaya pengawasan, polisi mengintersepsi perbincangan surat elektroniknya dengan jihadis yang sedang berada di Suriah," ucap seorang sumber anonim kepada Le Figaro.

Melalui sebuah pernyataan resmi, Kementerian Dalam Negeri lantas menjabarkan bahwa aparat mulai bersiaga ketika pria ini merencanakan aksinya.

Pria ini akhirnya ditahan saat sedang mencoba membeli senjata api yang akan dipakai dalam aksi penyerangan pada 29 Oktober.

"Sudah berada dalam pengawasan selama satu tahun karena radikalisasi dan dukungannya terhadap doktrin jihaids. Pria ini berusaha mendapatkan alat untuk menjalankan aksinya," ujar Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuv, Selasa (10/11).

Ini bukan kali pertama personel militer menjadi target kaum radikal di Perancis.

Pada Maret 2012, tujuh nyawa melayang dan lima orang lainnya terluka dalam rangkaian serangan bersenjata terhadap tentara Perancis dan warga sipil Yahudi di Kota Montauban dan Toulouse.

Pelaku yang akhirnya ditembak oleh polisi teridentifikasi bernama Mohammed Merah, warga keturunan Aljazair. Ia diduga melakukan serangan karena keterlibatan Perancis dalam perang di Afghanistan.

Pada Mei 2013, seorang pria yang menggunakan jubah putih gaya Arab menusuk leher tentara Perancis.

Tahun ini, Perancis sudah dua kali diguncang aksi teror. Pada Januari, 12 orang tewas dalam rangkaian pembunuhan yang dimulai dari insiden di kantor majalah satire Charlie Hebdo. Dua hari kemudian, seorang pria melakukan penembakan di swalayan Yahudi di Paris.

Pada Juli lalu aparat Perancis mengumumkan bahwa mereka menahan empat tersangka teroris yang merencanakan pemenggalan seorang staf militer senior di pusat pelatihan komandi di Port-Vendres.

Sepanjang tahun ini, aparat sudah melakukan 370 penahanan dalam upaya kontra-terorisme di Perancis. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER