New York, CNN Indonesia -- Seorang mafia berusia 80 tahun, Vincent Asaro, dinyatakan tak bersalah atas tuduhan keterlibatan dalam pencurian di bandara New York tahun 1978, yang menjadi inspirasi film
Goodfellas.
Asaro ditahan 35 tahun setelah salah satu kasus besar tak terpecahkan di Amerika Serikat tersebut terjadi, tepatnya pada Januari 2014.
Namun kini, satu dewan juri di pengadilan federal Brooklyn membebaskan Asaro dari tuduhan pembunuhan, pemerasan, dan kejahatan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita Reuters melaporkan, keputusan juri ini mengejutkan jaksa penuntut kasus tersebut.
Aksi perampokan yang terkenal ini terjadi pada 7 Desember 1978.
Jaksa mengatakan bahwa Asaro menunggu di dalam mobil bersama seorang gangster, Jimmy Burke, sekitar 1,6 kilometer dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York, ketika sekelompok pria bertopeng mencuri uang tunai US$6 juta (setara Rp81,82 miliar) dan perhiasan dari gedung kargo milik maskapai penerbangan Lufthansa Airlines.
Kasus ini diabadikan dalam film
Goodfellas arahan Martin Scorsese yang akhirnya meraih penghargaan Oscar.
Dalam film tersebut, Robert DeNiro melakoni peran Burke yang diduga sebagai otak dari pencurian ini.
Asaro yang merupakan anggota generasi ketiga dari kelompok kejahatan Bonanno ini juga terlibat dalam beberapa kasus kejahatan lain.
Ia diadili atas tuduhan mencekik informan dengan rantai anjing pada 1969. Asaro juga dituduh terlibat dalam pembunuhan seorang kerabatnya dan pencurian mobil lapis baja.
Ketika meninggalkan pengadilan, dengan wajah berseri Asaro berteriak, "Bebas! Saya menghabiskan waktu dua tahun di sini dan saya sangat ingin pulang ke rumah!"
Ketika ditanya apa yang ingin ia lakukan, Asaro menjawab, "Makan enak dan bertemu keluarga saya."
Salah satu anggota keluarga Asaro, yaitu sepupunya yang bernama Gaspare Valenti, pernah menjadi saksi dalam persidangan selama tiga pekan tersebut.
Valenti yang juga diyakini merupakan salah satu pelaku perampokan, selalu mengaitkan Asaro dengan kasus Lufthansa ini.
Namun, tim pembela Asaro berhasil meyakinkan dewan juri bahwa justru Valenti dan orang lain adalah pembohong profesional yang memberi pernyataan palsu demi bayaran dan iming-iming keringanan hukuman.
"Bagaimana bisa kalian mempercayai mereka?" kata pengacara Asaro, Elizabeth Macedonio kepada para juri dalam pernyataan penutupnya.
Hingga penahanan Asaro, satu-satunya orang yang pernah dijatuhi hukuman adalah karyawan Lufthansa yang berfungsi sebagai orang dalam.
(yns)