New York, CNN Indonesia -- Utusan PBB untuk Libya yang akan segera menanggalkan jabatannya itu mengatakan akan meminta “klarifikasi penuh” atas laporan satu harian bahwa Uni Emirat Arab mengirim senjata ke faksi-faksi di Libya.
Langkah Uni Emirat Arab ini melanggar embargo senjata PBB.
Satu surat elektronik, diperkirakan berasal dari diplomat senior Uni Emirat Arab, yang dikutip oleh harian
New York Times berisi pengakuan negaranya “melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Libya dan akan terus melakukan pelanggaran.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan terkait surat elektronik ini tampaknya akan mempermalukan Bernardino Leon, utusan PBB untuk Libya asal Spanyol, yang baru-baru ini harus membela diri atas tuduhan bahwa langkah menerima tawaran menjadi kepala satu akademi diplomatik UAE merupakan konflik kepentingan.
Jabatan Leon yang baru ini meliputi pelatihan utusan diplomatik salah satu negara Arab yang paling terlibat dalam krisis Libya itu.
“Terkait laporan (New York Times) ini, saya memutuskan untuk meminta klarifikasi penuh masalah ini, termasuk dari pihak berwenang Uni Emirat Arab, sementara saya mengambil waktu untuk memikirkan karir profesional saya selanjutnya,” kata Leon dalam satu pernyataan tertulis.
Leon akan diganti oleh diplomat veteran Jerman Martin Kobler.
Surat elektronik yang berisi perundingan antara Leon dengan Uni Emirat Arab terkait jabatan barunya pertama kali diterbitkan oleh harian Guardian yang terbit di Inggris. Perundingan itu terjadi ketika Leon mencoba menengahi krisis Libya.
Empat tahun setelah Muammar Gaddafi disingkirkan, Libya kini diwarnai dengan pertempuran antara faksi, sehingga negara itu hampir tidak memiliki pemerintah.
Dua pemerintah yang bersaing dan didukung oleh brigade-brigade milisi bersaing untuk memperebutkan kendali negara kaya minyak itu. Kekacauan ini dimanfaatkan oleh para militan Islamis.
Uni Emirat Arab, bersama dengan Mesir, mendukung pemerintah pimpinan Abdullah al-Thinni yang diakui oleh dunia internasional. Pemerintah ini berpusat di wilayah timur Libya.
Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo senjata pada Libya tahun 2011 ketika pasukan keamanan Gaddafi menyerang pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Leon telah menegaskan dia tidak mengkonfirmasi tuduhan bahwa Uni Emirat Arab telah melanggar embargo senjata itu.
“Karena ada informasi yang tidak akurat atau salah terkait proses di Libya, PBB dan peran saya dalam beberapa bulan sebelumnya, saya mengingatkan agar berhati-hati atas laporan terbaru ini,” ujarnya.
“Saya menjujung tinggi kepatuhan penuh pada resolusi PBB,” tambahnya.
Harian ini menulis bahwa para pejabat Uni Emirat Arab menolak memberi pernyataan terkait bocoran surat elektronik itu.
(reuters/yns)