Jakarta, CNN Indonesia -- Berkoordinasi dengan FBI dan lembaga lainnya, sejumlah pengacara Departemen Kehakiman AS akan bekerja sama dengan otoritas Perancis untuk mendapatkan informasi lebih lanjut yang relevan dengan serangan Paris.
Menurut sumber Departemen Kehakiman AS yang tak mau disebut namanya kepada Reuters, Sabtu (14/11), para pejabat di Departemen Kehakiman AS telah menghubungi para pejabat di Kementerian Dalam Negeri dan Kehakiman Perancis untuk menawarkan kerja sama penuh.
"Kami juga memahami bahwa beberapa warga AS terluka dan setidaknya satu tewas dalam serangan itu. Kami mengambil semua langkah yang tepat dalam hal ini, dan Kantor Departemen Kehakiman untuk Korban akibat serangan Terorisme Luar Negeri mendukung bantuan pemerintah AS untuk para korban dan keluarga mereka melalui Departemen Luar Negeri dan FBI," kata pejabat itu dalam sebuah pernyataan dari departemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan teror terjadi di sejumlah tempat di Paris pada Jumat (13/11), termasuk di gedung teater Bataclan, stadion sepak bola Stade de France yang dihadiri oleh Presiden Perancis Francois Hollande, serta sejumlah restoran.
Aula Bataclan salah satu lokasi yang diserang secara brutal. Di lokasi ini terdapat korban tewas paling banyak yakni 112 orang dari 153 korban tewas. Saksi mengatakan si pelaku memasuki aula dan memberondong para korban dengan senjata otomatis selama 10 sampai 15 menit.
Serangan ini juga melukai lebih dari 350 orang, hampir 100 di antaranya tetap dalam kondisi kritis.
Kelompok militan ISIS pada Sabtu (14/11) mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan tersebut. ISIS menyebut Perancis sebagai target utama karena Perancis memang tergabung dalam koalisi di bawah komando Amerika Serikat yang melancarkan serangan udara untuk menggempur ISIS sejak tahun lalu.
Sementara, anggota parlemen Perancis dan Gubernur kota Charters, Jean-Pierre Gorges mengungkapkan bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri pada serangan Paris pada Jumat (13/11) lalu berhasil teridentifikasi dengan nama Ismael Omar Mostefai.
Dikutip dari CNN, belum banyak informasi soal Mostefei. Gorges memaparkan bahwa Mostefei tinggal di kota Charters, Perancis hingga tahun 2012.
Menurut International Business Times, Mostefei merupakan salah satu dari delapan teroris yang meluncurkan serangan mematikan di berbagai tempat di Paris pada Jumat. Tujuh di antara delapan teroris itu tewas dalam bom bunuh diri yang mereka luncurkan.
Saat ini, ayah dan saudara laki-laki Ismael, yang merupakan warga Perancis, kini ditahan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
Selain Mostefai, nama Abbdulakbak B juga disebut-sebut sebagai salah satu pelaku bom bunuh diri di Paris. Meski demikian, hingga saat ini belum ada informasi soal serangan mana yang diluncurkan oleh Mostefai dan Abbdulakbak.
Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar di Paris mengimbau warga negara Indonesia yang berada di Perancis untuk selalu waspada.
(ama)