Dari Belgia, Teroris Rencanakan Serangan Paris

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2015 12:56 WIB
Wilayah kumuh di Molenbeek, Belgia, menjadi surga berkembangnya militan untuk merencanakan serangan baik di negara itu ataupun di luar negeri.
Belgia menangkap tujuh orang terkait serangan di Paris, dan setidaknya tiga orang ditangkap di wilayah pemukiman imigran kumuh di Brussels, Molenbeek. (Reuters/Eric Vidal)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belgia menangkap tujuh orang terkait serangan di Paris, dan setidaknya tiga orang ditangkap di wilayah pemukiman imigran kumuh di Brussels, Molenbeek. Serangan yang sejauh ini telah menewaskan 132 orang itu juga diduga kuat disiapkan di Belgia.

Molenbeek, kini jadi pusat perhatian. Wali Kota Molenbeek pada Minggu (15/11) bahkan menyebut wilayahnya sebagai tempat militan ‘berkembang biak’.

Molenbeek menjadi rumah tak hanya militan yang menyusup di tengah sekitar 500 ribu umat Muslim Belgia, tapi juga tempat militan Perancis mencari aman, diam-diam merencanakan serangan di rumah mereka, yang hanya berjarak 270 km dari Belgia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Serangan hina yang memukul kami pada Jumat disiapkan di luar negeri dan tim dimobilisasi di Belgia…dengan bantuan dari Perancis," kata Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve di Paris.

Belgia telah lama dikenal terbuka terhadap kelompok fundamentalis dari Teluk, dan pasar gelap senjata juga berkembang di sini.

"Dengan 500-1.000 euro (atau dolar) Anda bisa mendapatkan senjata militer dalam setengah jam," kata Bilal Benyaich, rekan senior di lembaga think-tank Itinera Institute yang berbasis di Brussels, yang telah mempelajari penyebaran Islam radikal di Belgia. "Itu membuat Brussels lebih seperti kota besar AS,” di tengah sebagian besar wilayah Eropa yang bebas senjata.

Dua dari penyerang di Paris pada Jumat malam berkewarganegaraan Perancis namun tinggal di Belgia.

"Hampir setiap waktu, ada kaitan ke Molenbeek," kata Perdana Menteri Belgia Charles Michel, yang sepanjang tahun mencoba memerngi perekrut yang berhasil mengajak 350 warganya berperang di Suriah. Jumlah ini relatif besar bagi populasi Belgia yang hanya 11 juta orang.

Namun Michel mengatakan bahwa pencegahan dalam beberapa bulan terakhir ini ternyata tidak cukup.

“Harus ada lebih banyak tindakan keras,” ujarnya.

Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon juga bersumpah untuk “membersihkan” distrik itu.

Senjata ilegal

Molenbeek dihuni oleh 90 ribu orang, sekitar 80 persen penduduknya adalah Muslim. Sulitnya koordinasi antarpejabat di Belgia yang menganut sistem federal juga membuat ajaran radikal berkembang dengan leluasa di Molenbeek.

Tempat ini juga menanggung tingkat pengangguran setinggi 25 persen, 37 persen di antara pemuda, secara signifikan lebih tinggi dari daerah lain di Brussels.

“Molenbeek adalah tempat peristirahatan bagi kaum radikal dan semua penjahat,” kata Benyaich. “Ini adalah tempat di mana Anda bisa menghilang.”

“Para teroris diradikalisasi di Perancis, pergi ke Suriah untuk berperang dan ketika mereka kembali, mereka menemukan dukungan logistik dan jaringan di Molenbeek yang mereka perlukan untuk melancarkan serangan teroris, baik di Belgia ataupun di luar negeri. Ini seperti markas jihadis,” kata George Dallemagne, anggota parlemen Belgia.
Salah satu daya tarik utama Molenbeek, adalah senjata.

“Dengan koneksi yang tepat, cukup mudah untuk menemukan senjata ilegal di Belgia,” kata Nils Duquet, dari Flemish Peace Institute. “Para penjahat biasa datang untuk membeli senjata ilegal. Dan mereka terus datang karena mereka menemukan jaringan dan orang-orang yang tepat di sini untuk mendapat senjata.”

Kalashnikov seperti yang digunakan dalam insiden Charlie Hebdo pada Januari lalu dan pada serangan Paris Jumat lalu, kebanyakan merupakan sisa perang Yugoslavia dan bisa mencapai Eropa hanya dengan dibawa dengan mobil.

Para penyelidik sedang mencari kaitan antara serangan Paris dengan seorang pria asal Montenegro yang ditahan dengan senjata di mobilnya di Jerman awal bulan ini.

Namun bentuk pemerintahan desentralisasi Belgia membuat sulit untuk melacak para pedagang senjata ilegal.

“Di Belgia, ada masalah dengan manajemen data. Tak ada yang tahu berapa banyak senjata ilegal yang ada di Belgia,” kata Duquet.
(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER