Paris Diteror, Politisi Sayap Kanan Salahkan Islamisasi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2015 14:30 WIB
Sejumlah politisi sayap kanan Perancis menyalahkan serangan teror kepada Presiden Francois Hollande dan islamisasi di Perancis.
Sejumlah politisi sayap kanan Perancis menyalahkan serangan teror kepada Presiden Francois Hollande dan islamisasi di Perancis. (Reuters/Peter Nicholls)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah politisi sayap kanan Perancis dengan cepat mengutuk serangan teror di Perancis dan menyalahkan pemerintahan Presiden Francois Hollande yang cenderung sosialis. Politisi lainnya juga menilai serangan ini terjadi karena adanya Islamisasi di Perancis.

Dikutip dari The Washington Post, Philippe de Villiers, politisi nasionalis sayap kanan yang memimpin "Pergerakan untuk Perancis" mencurahkan pandangannya di akun sosial media Twitter tak lama setelah serangan yang menewaskan 132 orang itu terjadi.

"Drama yang luar biasa di Paris, tempat di mana kita menerapkan toleransi yang luas dan masjid-isasi di Perancis," cuit Villiers, Jumat (13/11), dalam bahasa Perancis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(dok. Twitter/@Philippe de Villiers)
Cuitan bernada sinis itu kemudian segera disusul oleh cuitan yang menyatakan turut bersimpati kepada korban dan memuji kinerja petugas keamanan.

"Turut bersedih bersama keluarga korban yang ditinggalkan dan pujian untuk pasukan keamanan yang hebat," ujar Villiers.

Sementara, Louis Sarkozy, putra presiden Perancis sebelumnya, Nicholas Sarkozy dengan cepat mencuitkan pandangannya bahwa serangan ini terjadi karena ketidakbecusan Hollande sebagai presiden.

"Kelemahan dan ketidakmampuan Presiden Hollande membawa petaka bagi Perancis," cuitnya, hanya dua jam setelah serangan.

Namun, berselang 15 menit, Sarkozy, 18, kemudian meminta maaf dalam akun Twitter, menyatakan bahwa cuitannya sebelumnya, "sangat buruk."

Saat ini, cuitan tersebut tidak nampak di akun Twitter miliknya, @sarko_junior.

Selain Villiers, Laurent Wauquiez, sekretaris jenderal Partai Republik Perancis, turut berkomentar soal serangan teror di Paris. Menurutnya, setelah serangan ini pihak intelijen Perancis harus menangkap para tersangka jihadis dan menempatkan mereka di kamp konsentrasi.

"Serangan teroris yang semacam itu, bergantung kepada para individu yang berada dalam daftar pengawasan," kata Laurent Wauquiez, sekretaris jenderal Partai Republik dalam sebuah pernyataan.

"Kita tidak bisa lagi menunggu sampai mereka meluncurkan teror. Semua orang, yang diawasi, harus ditempatkan di kamp-kamp konsentrasi khusus untuk kontraterorisme. Musuh-musuh Perancis dan Republik tak boleh hidup bebas," tulisnya.

"Kami semua merasa ketakutan dan jijik. Seluruh warga Perancis bersimpati secara mendalam kepada keluarga korban. Kita tidak bisa terus seperti ini, dan kita tidak bisa pasif menerima dunia teror bagi anak-anak kita. Kita perlu dengan tegas mengatakan, "Ini cukup'," katanya.

ISIS berperang dengan Islam

Sementara, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam, CAIR, Nihad Awad, turut menentang pembantaian di Paris. Menurutnya, kelompok militan ISIS "meluncurkan perang terhadap Islam," serta siapa pun yang menentang politiknya.

"Kami muak dengan serangan yang keji dan hina ini terhadap penduduk sipil," katanya,

Awad juga menambahkan bahwa respon terhadap serangan ISIS ini harus "cepat, metodis dan berprinsip."

Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di sejumlah pusat keramaian pada waktu yang bersamaan pada Jumat. Selain 132 orang yang tewas, terdapat lebih dari 300 orang yang terluka akibat serangan ini.

Dalam sambutannya, Awad menegaskan bahwa militan ISIS tidak mewakili populasi Muslim.

"Sebagian besar korban serangan ISIS adalah Muslim. Muslim di seluruh dunia, di AS, di Eropa, di Timur Tengah mengutuk dan terus mengutuk sifat brutal organisasi teroris ini," ujar Awad. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER