Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak pesawat penumpang pertama kali beroperasi, selalu ada sejarah pelaku kriminal maupun teroris yang ingin menjatuhkannya.
Insiden terakhir kali yang menyedot perhatian publik adalah kecelakaan pesawat penumpang Rusia di Mesir pada bulan lalu. Intelijen AS pada Rabu (18/11) menyatakan bahwa penyebab insiden yang menewaskan 224 orang tersebut kemungkinan adalah bom ISIS.
Namun, pengeboman dalam pesawat bukan lagi hal asing dalam sejarah penerbangan dunia. Sebelum insiden Kogalymavia, sudah ada rentetan pengeboman dalam pesawat sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, tak semua rencana pengeboman berjalan mulus. Ada pula yang berhasil digagalkan.
Januari 1995: Proyek BojinkaRamzi Yousef, Abdul Hakim Murad, dan Wali Khan Amin Shah merencanakan pengeboman 12 pesawat Amerika Serikat yang lepas landas dari Filipina menuju negara Asia Timur lainnya.
Yousef menaiki pesawat tersebut dari Manila dengan nama palsu dan menaruh alat ledak di bawah bangkunya. Ia meninggalkan pesawat saat dalam persinggahan.
Bom tersebut meledak saat penerbangan lanjutan di atas Laut Pasifik, merenggut satu nyawa dan melukai 10 orang lainnya. Namun, badan pesawat tersebut masih utuh dan berhasil melakukan pendaratan darurat di Okinawa, Jepang.
Yousef akhirnya diadili pada 1996. Ia juga diadili atas tuduhan uji coba bom dalam Philippines Airlines tujuan Tokyo pada 11 Desember 1994.
Tak hanya itu, Yousef juga didakwa dalam kasus pengeboman World Trade Center, New York, yang menewaskan enam orang pada 1993.
Desember 2001: bom sepatuRichard Reid hanyalah seorang warga Inggris biasa yang suka bertamasya. Namun pada 22 Desember 2001, ia melakukan hal tak terduga di dalam pesawat American Airlines Penerbangan 63 yang ia tumpangi dari Paris menuju Miami.
Reid mencoba menyalakan alat ledak di dalam sepatunya. Namun, awak kabin dan penumpang menghalanginya. Tak ada yang terluka dalam insiden ini.
Penerbangan tersebut akhirnya dialihkan ke Boston dengan pengawalan militer. Reid pun diadili.
Agustus 2006: plot Trans-AtlantikDua pekan sebelum plot dilancarkan, otoritas Inggris menahan 24 orang yang menyusun rencana untuk menjatuhkan pesawat-pesawat dari Bandara Heathrow di London menuju Amerika Serikat.
Di antara rangkaian rencana tersebut, terdapat plot untuk menyembunyikan cairan peledak di dalam botol minuman ringan. Sebanyak 10 pesawat dijadikan target dalam operasi ini.
Sepuluh orang, termasuk pimpinan komplotan, Abdulla Ahmed Ali, dan pembuat bom, Assad Sarwar, diadili.
Beberapa hari sebelum ditahan, Ali terpantau mencari penerbangan dari Heathrow menuju Amerika Utara yang diperkirakan ada di jalur udara berdekatan di waktu sama.
Desember 2009: pengebom pakaian dalamPada Hari Natal 2009, Umar Farouk AbdulMutallab mencoba meledakkan pesawat Northwest Airlines yang membawa 290 penumpang dari Amsterdam menuju Detroit.
AbdulMutallab menaruh bahan peledak tersebut di dalam pakaian dalamnya. Namun, alat tersebut tidak meledak sempurna dan malah membakar kursinya sendiri.
Ia akhirnya ditenangkan oleh awak kabin dan penumpang lainnya saat mencoba untuk meledakkan kembali bom itu.
Pilot memutuskan melakukan pendaratan mendadak dan AbdulMutallab langsung ditahan oleh petugas Bea Cukai dan Pelindung Perbatasan AS. Penyelidik mengaitkan AbdulMutallab dengan Al-Qaidah di Semenanjung Arab.
Setelah diselidiki, komponen bom tersebut terdiri dari Pentaerythritol (PETN), Triacetone Triperoxide (TATP), dan bahan lainnya yang sebenarnya berdaya ledak tinggi.
Oktober 2010: bom tinta printerOtoritas Uni Emirat Arab dan Inggris menemukan paket bom yang dikirimkan dari Yaman menuju sinagoga di Chicago. Alat yang berisi bahan PETN tersebut disembunyikan di dalam kotak tinta printer.
Seorang pejabat AS mengatkan bahwa alat tersebut didesain dapat diledakkan melalui perintah dari telepon selular.
Pejabat AS lain juga mengatakan bahwa alat itu dapat meledak dalam penerbangan. Namun, tak diketahui pasti apakah itu merupakan tujuan utama pelaku.
Al-Qaidah di Semenanjung Arab mengklaim bertanggung jawab atas ancaman ini.
Mei 2012: AQAP mencoba bom lainIntelijen Amerika Serikat berhasil melacak plot penyelundupan bom ke dalam penerbangan dari Yaman menuju Amerika Serikat.
Bom tersebut terlihat mirip dengan alat ledak yang digunakan dalam percobaan pada Hari Natal 2009. Menurut pejabat AS, bom tersebut tampaknya juga merupakan buatan Al-Qaidah di Semenanjung Arab.
(stu)