Suriah Tuduh Turki Ambil Minyak Curian dari Gerilyawan

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Minggu, 29 Nov 2015 10:16 WIB
Militer Suriah menyebut Turki meningkatkan dukungannya kepada gerilyawan dengan mengambil minyak curian dan artefak negara tersebut.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mendapat dukungan serangan udara dari sekutu utamanya, Rusia, untuk menggempur kelompok gerilyawan yang menentangnya. (Reuters/SANA/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Suriah menyebut Turki menambah dukungan terhadap kelompok gerilyawan di negara konflik tersebut sebagai imbalan atas artefak dan minyak Irak dan Suriah yang dicuri.

Dalam pernyataan itu, militer Suriah juga menuduh Turki hanya berpura-pura memberikan bantuan. Negara itu dituduh melakukan pengiriman senjata berkedok bantuan kemanusiaan.

"Pemerintah Turki telah menciptakan kondisi perbatasan yang longgar di perbatasan Turki-Suriah, memudahkan pergerakan pelaku teror dari Suriah ke Eropa," kata pernyataan tersebut sebagaimana dikutip dari kantor berita Suriah, SANA, Minggu (29/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan itu juga disebutkan pasukan Turki telah menyerang posisi militer Suriah pada Jumat (27/11).

Rangkaian tuduhan tersebut dilontarkan saat militer Suriah dan pasukan udara Rusia melancarkan serangan gencar terhadap gerilyawan yang diduga mendapatkan dukungan dari Turki.

Kelompok gerilyawan itu bergerak di perbatasan Turki-Suriah. Bahkan, sebagian di antaranya bergerak dari Turki ke dalam wilayah yang dikuasai gerilyawan di Suriah Utara.

Pasukan udara Rusia, yang menjadi sekutu utama Presiden Suriah, Bashar al-Assad, terus menggempur berbagai daerah yang dikuasi gerilyawan, termasuk kelompok militan ISIS, yang menentang rezim Assad sejak beberapa bulan lalu.

Hubungan Rusia dan Turki juga kian merenggang pasca insiden penembakan jatuh pesawat Jet Su-24 Rusia oleh militer Turki karena dianggap melanggar batas wilayah saat sedang melakukan misi penggempuran ISIS di dekat perbatasan Suriah. Namun, Rusia tetap mengatakan bahwa pesawat tersebut tak pernah memasuki wilayah Turki.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya memastikan bahwa Rusia akan tetap berkoordinasi dengan Amerika Serikat untuk memerangi ISIS di Suriah. Namun, kerja sama tersebut akan terancam jika insiden semacam penembakan jet Rusia oleh Turki terus terulang. (ama/antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER