Turki Usulkan Komunikasi Militer dengan Rusia

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2015 17:18 WIB
Turki menyerukan pembukaan saluran komunikasi dengan Rusia untuk mencegah terjadinya kembali insiden tembak jatuh jet tempur Rusia pekan lalu.
Turki menyerukan pembukaan saluran komunikasi dengan Rusia untuk mencegah terjadinya kembali insiden tembak jatuh jet tempur Rusia pekan lalu. (Reuters/Umit Bektas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu menyerukan pembukaan saluran komunikasi antar militer antara Turki dan Rusia untuk mencegah terjadinya kembali insiden tembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah pada pekan lalu.

"Kembali kami serukan kepada Rusia untuk membuka saluran komunikasi militer untuk mencegah insiden serupa terjadi. Biarkan saluran diplomatik tetap terbuka," kata Davutoglu pada konferensi pers sebelum bertolak menuju Siprus utara untuk kunjungan resminya, Selasa (1/12).

"Kita harus duduk bersama dan berbicara, bukannya membuat tuduhan tidak berdasar," ujar Davutoglu, dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Turki, Tayyip Erdogan tidak bertemu di KTT Iklim Perubahan Iklim PBB yang dimulai sejak Senin (30/11) di Paris, Perancis. Jika jadi bertemu, Erdogan memperkirakan pertemuan ini sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang hancur antara kedua negara.

Semenatara, Putin telah menandatangani sebuah dekrit untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki usai insiden. Pada Senin, Putin menyatakan bahwa Turki menembak jatuh jet Rusia karena ingin melindungi pasokan minyak dari kelompok militan ISIS. Erdogan menyebut klaim tersebut sebagai "fitnah".

Davutoglu menyatakan Turki akan terus berupaya mengusir kelompok militan ISIS di sisi perbatasan Turki dan Suriah.

Sementara dari sisi Rusia, AS menilai Rusia telah mengintensifkan serangan terhadap ISIS di Suriah selama beberapa minggu terakhir.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes mengatakan kepada wartawan pada Senin (30/11) bahwa Rusia sebelumnya tidak melakukan itu.

Peta serangan udara Rusia di Suriah yang diberikan oleh Inggris menunjukkan bahwa kurang dari seminggu lalu, ada sedikit perubahan kecil terkait kebijakan Moskow untuk memerangi kelompok non-ISIS. 

Mayoritas target serangan Rusia jouster adalah wilayah yang dikuasai pemberontak moderat yang didukung oleh AS untuk memerangi rezim Bashar al-Assad sekaligus ISIS. Sementara itu, serangan udara yang justru menargetkan ISIS masih sedikit, menurut peta itu.
(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER