Jakarta, CNN Indonesia -- Sumber intelijen badan keamanan Eropa mengungkapkan bahwa ISIS bertujuan menyerang Inggris, sebagai serangan lanjutan dari serangkaian teror di sejumlah tempat di jantung kota Paris, Perancis pada pertengahan November lalu yang diklaim kelompok militan itu.
Dilaporkan
CNN, sumber intelijen yang tidak dipublikasikan namanya itu menyebutkan bahwa sejumlah anggota militan ISIS asal Inggris telah ditugaskan oleh komandan senior ISIS untuk kembali ke Inggris dan meluncurkan serangan.
Hingga saat ini, belum jelas seberapa serius ancaman tersebut dan di lokasi mana tepatnya ISIS akan meluncurkan serangan. Namun, sejumlah pejabat Inggris mengungkapkan kekhawatiran bahwa ancaman ISIS ini akan diperparah oleh keputusan parlemen Inggris untuk ikut serta dalam menggempur markas ISIS di Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber tersebut juga tidak mengungkapkan apakah penangkapan seorang militan ISIS asal Inggris, Aine Lesley Davis, yang diduga terkait dengan algojo ISIS 'Jihadi John' di Turki pada November lalu ikut memicu ancaman serangan ISIS ini.
Davis ditangkap di Istanbul pada hari yang sama dengan serangan Paris. Davis dituduh berencana ke Eropa untuk mengirimkan perintah serangan teror yang sudah dipersiapkan, menurut penjabaran seorang pejabat Turki kepada CNN bulan lalu.
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar terkemuka Turki, Hurriyet, yang mengutip pernyataan seorang pejabat Turki.
Davis ditangkap atas hasil kerja sama badan intelijen Turki dengan MI6 yang memantau pergerakan seorang penyampai pesan yang diduga terkait dengan Jihad John dalam kota Raqqa, Suriah, menurut laporan Hurriyet.
Sumber intelijen Badan Intelijen Nasional Turki bekerja sama intelijen dengan CIA dan MI6 dalam hal ini. Namun, pejabat militer menyatakan serangan udara AS di Raqqa telah menewaskan 'Jihadi John' yang lahir dengan nama Mohammed Emwazi.
Sementara, ancaman serangan ISIS di Inggris sudah diketahui oleh Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Di hadapan parlemen sesaat sebelum memulai penghitungan suara , Cameron menilai ancaman ISIS terhadap Inggris sangat nyata.
"Pertanyaannya, apakah kita berupaya untuk mengalahkan dan menghancurkan para teroris ini di ibu kota mereka, di mana mereka berencana untuk membunuh warga Inggris? Atau kita akan duduk diam dan menanti aksi mereka?" ujar Cameron dengan tegas.
Cameron menampik bahwa serangan udara Inggris menggempur militan ISIS akan meningkatkan kemungkinan serangan militan di Inggris. "Inggris sudah berada di tingkat teratas dari daftar negara yang menjadi target ISIS," kata Cameron.
"Jika ada serangan terhadap Inggris dalam beberapa minggu atau bulan mendatang, maka akan ada orang-orang yang menyatakan hal itu terjadi karena serangan udara kami," ujar Cameron.
Parlemen Inggris akhirnya sepakat untuk meluncurkan serangan udara melawan ISIS di Suriah pada Rabu (2/12), setelah perdebatan selama lebih dari 10 jam. Sebanyak 397 suara mendukung usulan Perdana Menteri David Cameron untuk mengebom ISIS di Suriah, sementara 223 suara mengatakan tidak.
Pada Kamis (3/12), empat jet tempur Inggris bertolak dari Cyprus untuk melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah.
Perancis dan Amerika Serikat sudah melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah. Rusia di lain pihak, melancarkan serangan udara, namun tidak hanya menyasar ISIS, tapi juga pemberontak moderat yang didukung AS, demi membantu melanggengkan kekuasaan Bashar al-Assad.
(ama/stu)