Los Angeles, CNN Indonesia -- Badan Penyelidik Federal, FBI, menginvestigasi penembakan 14 orang di California oleh satu pasangan suami isteri sebagai “aksi terorisme” karena sang isteri diyakini telah berbaiat pada pemimpin ISIS.
Para pejabat FBI mengatakan bukti kuat seperti persiapan yang sudah matang, amunisi dalam jumlah besar yang dimiliki pasangan pelaku itu, dan bukti bahwa mereka “mencoba menghancurkan sidik jari digital mereka” membantu mengubah arah penyelidikan.
“Berdasarkan informasi dan fakta yang kami ketahui tentang mereka, sekarang kami menyelidiki aksi kejak ini sebagai aksi terorisme,” kata David Bowdich, asisten direktur FBI untuk Los Angeles, dalam jumpa pers Jumat (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bowdich mengatakan FBI berharap penyelidikan terhadap data dari dua ponsel yang telah dihancurkan dan alat-alat elektronik lain yang disita dalam penyelidikan akan mengungkap motif serangan tersebut.
Pasangan ini memiliki dua senapan serang, dua pisto semi-otomatis, 6.100 peluru dan 12 bom pipa di rumah dan yang dibawa ketika mereka melakukan serangan.
Bowdich mengatakan pelaku kemungkinan telah merencanakan serangan tersebut.
Meski FBI mengatakan tidak memiliki bukti cukup yang menyatakan suami isteri ini menjadi anggota satu organisasi ekstrimis lebih besar, harian
Los Angeles Times mengutip seorang sumber penegak hukum federal bahwa Syed Rizwan, pernah melakukan kontak dengan setidaknya dua kelompok militan di luar negeri termasuk Front Nusra yang berafiliasi dengan al Kaidah.
Rizwan dan isterinya, Tashfeen Malik yang berasal dari Pakistan tetapi tinggal di Arab Saudi selama lebih dari 20 tahun, tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa jam setelah melakukan serangan pada Rabu (2/12) di San Bernardino itu.
Jika penembakan masal ini terbukti dilakukan oleh orang-orang yang terinspirasi militan Islamis, seperti yang diduga penegak hukum, serangan ini menjadi yang paling memakan korban besar di AS sejak serangan 11 September 2001.
(yns)