Jakarta, CNN Indonesia -- Pasangan suami istri pelaku penembakan di fasilitas penyandang disabilitas di San Bernardino, California diketahui sempat mengutarakan keinginan mereka untuk menjadi martir, beberapa tahun sebelum meluncurkan serangan yang menewaskan 14 orang ini.
Direktur FBI James Comey pada Rabu (8/12) menyatakan bahwa Syed Rizwan Farook, 28, dan istrinya Tashfeen Malik, 29, berdiskusi secara daring mengenai cara menjadi martir bahkan sebelum mereka bertemu langsung dan menikah. Kedua memang saling mengenal melalui kencan daring.
Sumber pemerintah Amerika Serikat yang dekat dengan proses investigasi penembakan itu menyebutkan bahwa Farook sebelumnya pernah merencanakan serangan di AS pada 2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah sumber pemerintah AS akrab dengan penyelidikan penembakan kata Syed Rizwan Farook, 28, mungkin telah merencanakan serangan terhadap target AS pada awal 2011.
Comey, bersaksi pada sidang Komite Kehakiman Senat, mengatakan belum ada bukti yang menunjukkan bahwa pernikahan Farook, yang lahir di Illinois dari keluarga imigran Pakistan, dan Malik, yang lahir di Pakistan dan tinggal lama di Arab Saudi, diatur oleh kelompok militan.
"Mereka benar-benar radikal sebelum mereka mulai berkencan secara daring, dan pada akhir tahun 2013 mereka berdiskusi soal jihad dan mati syahid sebelum mereka bertunangan," kata Comey.
Biro Investigasi Federal meyakini pasangan yang tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa jam setelah serangan itu terinspirasi oleh aksi organisasi teroris asing.
Comey mengatakan akan "sangat, sangat penting untuk mengetahui" jika pernikahan mereka tahun lalu telah diatur sebagai cara untuk melakukan serangan di Amerika Serikat.
Penyelidikan penembakan San Bernardino, California, juga menyoroti hubungan antara Farook dan teman masa kecilnya, Enrique Marquez, yang dikabarkan masuk Islam beberapa tahun yang lalu dan terhubung dengan keluarga Farook dari pernikahan.
FBI menyatakan bahwa pada tahun 2011 atau 2012 Marquez secara hukum membeli senapan serbu- AR-15 yang digunakan Farook dan Malik dalam serangan mereka. Para penyidik juga mencoba menentukan apakah Farook meminta Marquez untuk membeli senjata tersebut agar tidak menarik perhatian.
Marquez, yang bekerja di swalayan Walmart Supercenter di Corona, California, belum ditangkap dalam penyelidikan kasus ini. Namun, Marquez sempat ditanyai oleh FBI pada Selasa dan rumah keluarganya digerebek selama akhir pekan.
Marquez juga memeriksakan dirinya ke fasilitas kejiwaan segera setelah penembakan.
Dokumen penyidik menunjukkan bahwa tahun lalu Marquez menikah Mariya Chernykh. Saudara Chernykh diketahui menikah dengan saudara Farook, Syed Raheel Farook, seorang veteran Angkatan Laut AS.
Belum diketahui apakah Marquez tinggal bersama istrinya. The New York Times melaporkan bahwa dia kerap tinggal di rumah keluarga dan pacarnya.
Gasser Shehati, teman Farook yang sama-sama kerap mengunjungi sebuah masjid di San Bernardino, menyatakan bahwa Farook sempat menyebutkan beberapa tahun yang lalu bahwa Marquez telah masuk Islam.
Dalam surat nikahnya, Marquez dan istrinya menuliskan mereka termasuk dalam bagian Komunitas Islam di Corona/Norco.
Dalam akun Facebook miliknya sebelum meluncurkan serangan, Malik diketahui sempat berbaiat kepada kelompok militan ISIS secara daring.
Seperti serangan di Paris pada November lalu yang menewaskan 130 orang, serangan di San Bernardino ini memicu kekhawatiran soal keamanan dan imigrasi di Amerika Serikat.
(ama)