Dilarang ke Turki, Turis Rusia Lirik Asia

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 09:49 WIB
Sejumlah operator tur Rusia mengalihkan destinasi wisata mereka untuk para Turis ke sejumlah negara di Asia, seperti China dan Thailand.
Ilustrasi tembok China (zhuchao1988730/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah operator tur Rusia mengalihkan destinasi wisata mereka untuk para Turis ke sejumlah negara di Asia, seperti China dan Thailand, setelah dewan pariwisata Rusia melarang paket liburan ke Turki. Pelarangan ini merupakan respon Rusia atas penembakan jatuh pesawat Rusia di perbatasan Turki-Rusia bulan lalu.

Bagi Tez Tour, salah satu perusahaan wisata terbesar Rusia, Turki merupakan salah satu destinasi wisata terpenting dalam bisnisnya. Dengan diberlakukannya larangan berwisata ke Turki, Tez Tour pun mengubah strategi mereka.

"Kami mengubah model bisnis, kami tahu kami harus mencari alternatif tidak hanya di dalam Rusia, tetapi kami juga harus mencari tujuan wisata di luar negeri lainnya," kata direktur humas perusahaan tersebut, Larissa Akhanova, dikutip dari Channel NewsAsia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa distinasi wisata yang dapat menjadi alternatif di antaranya Uni Emirat Arab, Israel, dan Yordania. Namun, menurut Maya Lomidze dari Asosiasi Operator Tur Rusia, negara-negara di wilayah timur Asia juga dapat menjadi pilihan wisata.

"Rusia adalah negara yang besar. Untuk wilayah Eropa, Mesir dan Turki menjadi tujuan utama. Sementara [untuk turis dari] Timur Jauh Rusia dan di wilayah Siberia, China merupakan tujuan wisata kedua yang stabil. Thailand merupakan pilihan nomor satu," katanya memaparkan.

"Thailand mulai menjadi destinasi wisata utama ketimbang China. Ini menjadi salah satu perkiraan yang positif," ujarnya.

Asosiasi Operator Tur Rusia memiliki harapan tinggi untuk sejumlah tujuan wisata di Asia, termasuk Vietnam, dan berharap dapat bekerja sama lebih erat dengan China untuk menawarkan negara tersebut sebagai salah satu destinasi wisata.

Meski demikian, para peminat tujuan wisata alternatif ini akan bergantung kepada harga paket wisata yang ditawarkan. Pasalnya, paket liburan ke Asia masih jauh lebih mahal ketimbang ke Turki.

Sekitar empat juta wisatawan Rusia yang biasanya melancong ke Turki ingin mendapatkan harga paket wisata yang sama ketika mereka mempertimbangkan untuk berlibur ke China.

Moskow telah menerapkan sejumlah sanksi yang sulit terhadap Turki, termasuk larangan mengimpor sejumlah makan dari Turki, mengakhiri perjalanan bebas visa kedua negara, dan bahkan menghentikan beberapa proyek pendidikan.

Pemberlakuan sanksi ini pun mulai dirasakan publik Rusia. Aleksandra Gerasimova dan suaminya menghabiskan bulan madu mereka di Turki. Semenjak itu, mereka setiap tahun selalu kembali ke sana, kini dengan kedua anak mereka.

Namun, pelarangan wisata ke Turki yang diterapkan 1 Desember lalu, merusak rencana liburan mereka.

"Benar-benar menyedihkan, dan sekarang kami harus mencari pilihan lain. Ini sulit dilakukan, "katanya.

Keluarganya juga mempertimbangkan berlibur ke Yunani, tetapi negara yang berada di ambang kebangkrutan itu membuat harganya jadi lebih mahal. Mereka kini tengah mempertimbangkan liburan ke China yang juga tidak murah. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER