Debat Demokrat, Clinton Dukung Strategi Obama Lawan ISIS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 20 Des 2015 19:34 WIB
Hillary Clinton mengaku setuju dengan strategi Obama, yakni menggempur ISIS melalui serangan udara dan membantu pemberontak Suriah melengserkan Assad.
Kandidat bakal calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton (kanan) dan rivalnya, Bernie Sanders (kiri), silang pendapat soal cara memberantas ISIS dan menciptakan perdamaian di Suriah. (Reuters/Brian Snyder)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah kandidat bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat bertarung janji dan opini terkait sejumlah permasalahan yang dihadapai AS mereka dalam debat calon presiden akhir pekan ini. Salah satu persoalan yang dibahas adalah soal upaya Presiden Barack Obama dalam memberantas ISIS, yang ternyata mendapat dukungan dari Hillary Clinton.

Dalam melawan kelompok militan ISIS yang pengaruhnya semakin mendunia, pemerintahan Obama bertumpu pada serangan udara koalisi internasional yang menargetkan sejumlah markas ISIS di Irak dan Suriah. Obama, yang meyakini Presiden Bashar al-Assad harus lengser agar perdamaian dapat tercipta di Suriah, juga mengerahkan puluhan pasukan operasi khusus ke Suriah utara sebagai penasihat untuk kelompok oposisi yang moderat.

Sementara di Irak, pemerintahan Obama mengerahkan 3.500 tentara yang berperan sebagai penasihat dan memasok senjata untuk pasukan Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam debat yang digelar pada Sabtu (19/12), Clinton menyatakan setuju dengan strategi Obama terkait perlunya menggunakan pasukan khusus untuk melatih tentara Irak maupun kelompok pemberontak. Seperti Obama, Clinton menilai penyebaran pasukan darat AS dalam jumlah besar di Timur Tengah akan kontraproduktif dalam memberantas ISIS.

"Kita sekarang, pada akhirnya, barada dalam posisi yang seharusnya. Kita kini memiliki strategi dan komitmen untuk melawan ISIS," kata Clinton, dikutip dari Reuters.

Clinton menambahkan resolusi Dewan Keamanan PBB diperlukan untuk menjamin keamanan dalam transisi politik di Suriah.

Namun, pernyataan Clinton segera mendapat kritik tajam dari rivalnya di Partai Demokrat, Bernie Sanders. Menurut Sanders, AS harus memproritaskan perang memberantas ISIS ketimbang berupaya mendesak Assad untuk lengser.

"[Mantan] Menlu Clinton terlalu berfokus dan agresif soal perubahan rezim tanpa mengetahui konsekuensi yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi," kata Sanders, senator untuk wilayah Vermont.

"Ya, kita bisa menyingkirkan Assad besok, tapi itu akan membuat kekosongan politik yang akan menguntungkan ISIS," ujar Sanders.

Menerima kritikan ini, Clinton berdalih bahwa AS dapat mengejar dua tujuan tersebut secara beriringan.

"Kita tidak akan mendapatkan dukungan di Suriah untuk mengusir ISIS jika para pemberontak, yang tidak berhubungan dengan ISIS tapi bertujuan untuk menyingkirkan Assad, tidak percaya kepada saluran diplomatik politik yang sedang berlangsung. Kami sekarang memiliki [hal] itu," ujar Clinton.

Tak hanya dari Sanders, Clinton juga mendapat kritik dari bakal calon presiden Partai Republik, Jeb Bush melalui akun Twitter miliknya. "Tidak, Hillary Clinton, kita tidak berada 'dalam posisi yang seharusnya' dalam perjuangan melawan ISIS."

Debat yang dilangsungkan enam pekan sebelum pengumuman bakal calon presiden dari Partai Demokrat pada Februari mendatang tampaknya tak mengubah kepopuleran Clinton ketimbang para rivalnya dari Demokrat, Sanders dan mantan Gubernur Maryland, Martin O'Malley.

Hingga saat ini, Clinton terus memimpin dalam jajak pendapat Partai Demokrat ketimbang Sanders dan O'Malley. Kedua kandidat ini dinilai masih mencari terobosan yang dapat menjatuhkan kepopuleran Clinton.

Meski terseret dalam beberapa kasus pribadi, seperti penggunaan akun emain pribadinya ketika menjalankan tugas sebagai menteri luar negeri AS, Clinton merupakan kandidat bakal calon presiden terkuat dari Demokrat. Jika terpilih, Clinton berjanji untuk tidak menaikkan pajak untuk kaum menengah AS. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER