Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan pesawat tanpa awak alias drone milik Amerika Serikat ke pusat Yaman, menewaskan setidaknya empat orang. Tak sembarangan, menurut keterangan sumber setempat kepada Reuters, empat orang yang tewas dalam serangan itu diduga merupakan militan Al-Qaidah.
Itu merupakan serangan pertama sejak September. Pesawat tanpa awak menyerang Yaman yang tengah menghadapi konflik dengan militan Houthi dan kelompok pendukung Presiden Ali Abdullah Saleh yang melawan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Al-Qaidah di Semenanjung Arab berupaya mengeksploitasinya.
Pesawat tanpa awak menyerang dengan target sebuah mobil yang tengah melewati Distri Nata, jalan yang menghubungan Bayda dengan Shabwa. Di dalam mobil itu, terdapat empat pria yang tengah berkendara. Serangan langsung membakar mobil dan menghanguskan empat orang di dalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber-sumber Reuters berkata, mereka melihat empat jenazah hangus terbakar di mobil.
Yaman termasuk yang dikuasai Al-Qaidah, melalui organisasi afiliasi setempat. Mereka mengambil alih dua kota di Yaman selatan sejak bulan lalu. Pasukan Al-Qaidah tersebar di jalan-jalan. Mereka juga sempat meledakkan rumah seorang komandan militan dari suku setempat.
Ini bukan kali pertama AS meluncurkan serangan pesawat tanpa awak untuk melawan militan. Serangan pesawat tanpa awak sebelumnya telah menewaskan beberapa pemimpin Al-Qaidah, termasuk satu pentolan, Nasser al-Wuhayshi.
Selain diserang AS, Yaman juga digempur serangan udara hampir setiap hari. Serangan itu dilakukan oleh pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Saudi campur tangan mengusir Houthi sejak Maret lalu. Namun, mereka baru dituding sebagai PBB sebagai penanggung jawab krisis kemanusiaan di Yaman.
(rsa)