Menhan AS Kunjungi Irak, Ingin Tingkatkan Serangan Lawan ISIS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2015 17:02 WIB
Menhan AS, Ash Carter mengunjungi Baghdad untuk berdiskusi militer demi mencari cara untuk mengintensifkan perang melawan militan ISIS di Irak.
Menhan AS, Ash Carter mengunjungi Baghdad untuk berdiskusi militer demi mencari cara untuk mengintensifkan perang melawan militan ISIS di Irak. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, mengunjungi Baghdad untuk berdiskusi dengan komandan militer AS, demi mencari cara untuk mengintensifkan perang melawan militan ISIS di Irak.

Sebelum tiba di Baghdad pada Rabu (16/12), Carter menyatakan bahwa dia akan berdiskusi dengan sejumlah komandan militer "untuk mengetahui perkembangan terbaru terkait situasi di medan perang dan juga menampung ide mereka untuk meningkatkan serangan melawan ISIS."

Sejak pertama kali meluncurkan teror pada medio 2014 lalu, kelompok militan ISIS dikabarkan telah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kian maraknya serangan yang diklaim dilakukan anggota ISIS maupun simpatisannya di sejumlah negara, termasuk serangkaian serangan teror yang menewaskan 130 orang bulan lalu di Paris, semakin mendorong AS untuk meningkatkan kampanye militernya melawan ISIS.

Bulan ini, Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk menyebarkan tim elite militernya ke Irak elit untuk melakukan penyerbuan terhadap markas ISIS di sana maupun di Suriah.

Amerika Serikat menyatakan pihaknya bersedia untuk mengerahkan tentara untuk bertugas sebagai penasihat perang, serta mengerahkan helikopter tempur untuk membantu pasukan keamanan Irak merebut kembali kota Ramadi, sebelah barat Baghdad, dari cengkraman ISIS.

Carter menyatakan kunjungannya kali ini ke Irak dan juga sejumlah negara Timur Tengah lainnya bertujuan meminta negara-negara sekutu AS untuk kontribusi yang lebih besar dalam kampanye militer terhadap ISIS.

Bagi Presiden AS, Barack Obama, yang hingga kini enggan menambah pasukan darat AS ke Timur Tengah, strategi pilihan untuk memerangi ISIS adalah dengan membantu pasukan lokal yang bersedia untuk melawan kelompok teror itu.

Meski demikian, strategi ini dinilai memiliki batas. Di Irak, para pejabat AS menyatakan frustrasi karena pasukan keamanan Irak tak juga berhasil menguasai Ramadi.

Pasukan Irak berhasil menyapu bersih kelompok militan di sejumlah wilayah di Ramadi namun pusat kota masih tetap dikuasai ISIS, tujuh bulan setelah Ramadi direbut.

Di Suriah, upaya awal untuk melatih sejumlah kelompok pemberontak terhambat, sehingga AS memilih untuk mendukung sejumlah kelompok Arab Kurdi dan Suriah dengan bantuan amunisi dan serangan udara.

Meski berbagai upaya dilakukan, sejumlah wilayah dengan populasi yang besar tetap berada dalam cengkraman ISIS, termasuk kota Raqqa di Suriah yang diklaim ISIS sebagai ibu kota mereka. ISIS masih bisa mempertahankan markas, sumber pendapatan dan mungkin saja tengah merencanakan serangan di luar wilayah itu.

Sebelum tiba di Baghdad, Carter mengunjungi pangkalan udara Incirlik di Turki yang digunakan sebagai salah satu pangkalan untuk serangan udara melawan ISIS pada Selasa (15/12). Di hadapan para tentara, Carter mengakui bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS semakin meningkat di luar Timur Tengah.

"[Serangan teror] ini telah menyebar ke sisi lain dunia termasuk tanah air kita sendiri," katanya. "Tapi kekalahan [ISIS] di sini, di Suriah dan Irak, sangat diperlukan dan kita perlu mempercepat itu." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER