Kesepakatan Mengevakuasi ISIS di Suriah Ditunda
Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Des 2015 23:01 WIB
Beirut, CNN Indonesia -- Kesepakatan yang ditengahi oleh PBB untuk mengevakuasi lebih dari 2.000 pejuang ISIS dan militan lain dari wilayah Damaskus selatan yang dikuasai oleh pemberontak ditunda.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, satu kelompok pengawas independen di Inggris, mengatakan evakuasi yang sebelumnya akan dilaksanakan Sabtu (26/11) pagi telah ditunda karena tidak ada wilayah yang aman untuk dilintasi para militan tersebut.
Stasiun televisi Manar milik kelompok Hezbollah dari Lebanon melaporkan wilayah aman untuk dilintasi oleh para anggota militan itu dikuasai oleh kelompok Jaysh al Islam. Namun, ketuanya yang bernama Zahran Alloush tewas akibat serangan udara pada Jumat (25/2).
Stasiun televisi ini juga melaporkan bahwa bus-bus yang akan membawa para pejuang itu ke Raqqa, ibukota de fakto ISIS sebenarnya telah dikerahkan.
Namun, bus-bus telah yang sedianya akan mengangkut para pejuang kelompok militan dan setidaknya 1.500 anggota keluarga mereka itu telah diperintahkan untuk berbalik arah.
Kesepakatan ini merupakan kesepakatan pertama yang disetujui antara pihak berwenang Suriah dan ISIS.
Kesepakatan ini tadinya merupakan satu pertanda penting bahwa pemerintah Presiden Bashar al-Assad semakin kuat, dan menambah kemungkinan mereka mengambil alih kendali di wilayah strategis yang terletak sekitar empat kilometer dari ibukota Damaskus tersebut.
Stasiun televisi ini merupakan corong resmi Hezbollah, kelompok Syiah Lebanon yang merupakan pendukung utama Presiden Assad dan telah mengirim pasukan untuk bertempur bersama tentara pemerintah Suriah.
ISIS mengendalikan sejumlah pemukiman di sebelah selatan Damaskus, termasuk kamp pengungsi Palestina Yarmouk.
Kebencian masyarakat setempat terhadap kelompok jihadis yang telah menguasai sejumlah besar wilayah di Suriah dan Irak pun terus bertambah.
“Kami sudah tidak suka dengan kehadiran mereka dan juga pertempuran yang terjadi, dan pengepungan yang menyebabkan banyak kesulitan,” kata Yousef, seorang penduduk pemukiman Hajar al Aswad.
Pengepungan selama bertahun-tahun di wilayah Damaskus yang dikuasi oleh sejumlah kelompok pemberontak, dan Jays al Islam adalah kelompok pemberontak terbesar, telah menghalangi arus pangan dan bantuan kemanusiaan. Akibatnya, banyak warga mati kelaparan dan kelompok hak asasi Amnesty International menyebut hal ini sebagai satu kejahatan perang.
PBB dan sejumlah pemerintah negara lain telah meningkatkan upaya menengahi gencatan senjata lokal dan jalur keluar yang pada akhirnya bertujuan mengakhiri perang saudara di Suriah.
Perang saudara di negara itu telah menewaskan 250 ribu orang dalam hampir lima tahun terakhir.
Pada 18 Desember, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui satu resolusi yang mendukung satu peta jalan internasional menuju proses perdamaian Suriah.
Ini merupakan satu konsensus di antara negara-negara besar yang jarang sekali terjadi.
Berlawanan dengan kelompok pemberontak non-jihadis, ISIS menentang keras kesepakatan apapun dengan pemerintah Presiden Assad. (yns)
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, satu kelompok pengawas independen di Inggris, mengatakan evakuasi yang sebelumnya akan dilaksanakan Sabtu (26/11) pagi telah ditunda karena tidak ada wilayah yang aman untuk dilintasi para militan tersebut.
Stasiun televisi Manar milik kelompok Hezbollah dari Lebanon melaporkan wilayah aman untuk dilintasi oleh para anggota militan itu dikuasai oleh kelompok Jaysh al Islam. Namun, ketuanya yang bernama Zahran Alloush tewas akibat serangan udara pada Jumat (25/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bus-bus telah yang sedianya akan mengangkut para pejuang kelompok militan dan setidaknya 1.500 anggota keluarga mereka itu telah diperintahkan untuk berbalik arah.
Kesepakatan ini merupakan kesepakatan pertama yang disetujui antara pihak berwenang Suriah dan ISIS.
Kesepakatan ini tadinya merupakan satu pertanda penting bahwa pemerintah Presiden Bashar al-Assad semakin kuat, dan menambah kemungkinan mereka mengambil alih kendali di wilayah strategis yang terletak sekitar empat kilometer dari ibukota Damaskus tersebut.
Stasiun televisi ini merupakan corong resmi Hezbollah, kelompok Syiah Lebanon yang merupakan pendukung utama Presiden Assad dan telah mengirim pasukan untuk bertempur bersama tentara pemerintah Suriah.
ISIS mengendalikan sejumlah pemukiman di sebelah selatan Damaskus, termasuk kamp pengungsi Palestina Yarmouk.
Kebencian masyarakat setempat terhadap kelompok jihadis yang telah menguasai sejumlah besar wilayah di Suriah dan Irak pun terus bertambah.
“Kami sudah tidak suka dengan kehadiran mereka dan juga pertempuran yang terjadi, dan pengepungan yang menyebabkan banyak kesulitan,” kata Yousef, seorang penduduk pemukiman Hajar al Aswad.
Pengepungan selama bertahun-tahun di wilayah Damaskus yang dikuasi oleh sejumlah kelompok pemberontak, dan Jays al Islam adalah kelompok pemberontak terbesar, telah menghalangi arus pangan dan bantuan kemanusiaan. Akibatnya, banyak warga mati kelaparan dan kelompok hak asasi Amnesty International menyebut hal ini sebagai satu kejahatan perang.
PBB dan sejumlah pemerintah negara lain telah meningkatkan upaya menengahi gencatan senjata lokal dan jalur keluar yang pada akhirnya bertujuan mengakhiri perang saudara di Suriah.
Perang saudara di negara itu telah menewaskan 250 ribu orang dalam hampir lima tahun terakhir.
Pada 18 Desember, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui satu resolusi yang mendukung satu peta jalan internasional menuju proses perdamaian Suriah.
Ini merupakan satu konsensus di antara negara-negara besar yang jarang sekali terjadi.
Berlawanan dengan kelompok pemberontak non-jihadis, ISIS menentang keras kesepakatan apapun dengan pemerintah Presiden Assad. (yns)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK