Jakarta, CNN Indonesia -- Militan bertopeng yang muncul dalam video eksekusi Inggris terhadap lima pria yang diyakini sebagai mata-mata Barat, diduga merupakan warga London bernama Siddartha Dhar. Pria yang dikenal juga dengan nama Sid ini diduga pernah menjadi penjual mainan anak-anak berupa istana yang terbuat dari balon.
Dhar berangkat ke Suriah ketika dibebaskan dengan jaminan dari tahanan polisi, setelah ditangkap karena dicurigai bergabung dengan kelompok teror dan mendorong terorisme. Sejumlah media mengidentifikasinya sebagai salah satu militan yang muncul dalam video yang mengolok-olok Perdana Menteri Inggris, David Cameron dan dirilis pekan lalu.
Siddharta Dhar, yang juga dikenal dengan nama Abu Rumaysah, merupakan salah satu militan papan atas asal Inggris dan diduga terkait dengan Anjem Choudary, pengkutbah asal Inggris yang terkenal karena akan diadili pekan depan atas tuduhan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dhar, yang sebelumnya menganut agama Hindu, merupakan seorang mualaf yang tinggal di sebelah timur London. Dhar secara teratur turut menghadiri aksi protes yang diluncurkan oleh organisasi ilegal, ALM dan kerap berbicara kepada media untuk menuangkan dukungannya terhadap Islam garis keras.
Sejak meninggalkan Inggris, Dhar mencuri perhatian dengan kerap kali muncul dalam video eksekusi ISIS yang dirilis secara daring. Dalam berbagai video tersebut, Dhar mengaung-agungkan hidup di bawah pengaturan ISIS.
Dalam satu video yang diunggah ke situs YouTube berjudul "Keindahan Syariah dan Khilafah", Dhar berkata, "Aku tumbuh besar di Barat, tinggal di Inggris sepanjang hidup saya, saya telah melihat apa yang ditawarkan demokrasi, dan terus terang itu cukup menindas."
Adiknya, Konika mengatakan kepada media Inggris bahwa pria dalam video terdengar seperti kakaknya, menggemakan pandangan orang lain yang mengenalnya dengan baik. Namun, Konika maupun para penyidik belum dapat memastikan apakah pria dalam video itu adalah Dhar.
Dalam video berdurasi 10 menit yang dirilis pada Minggu (3/1), pria bertopeng yang berbicara dengan aksen Inggris itu dengan jelas mengancam Perdana Menteri Inggris David Cameron sebelum menembak salah satu terduga mata-mata di bagian kepala.
Rekaman itu mengingatkan pada pemenggalan mengerikan ditampilkan dalam video ISIS yang menampilkan seorang algojo asal London, Mohammed Emwazi, atau yang dikenal dengan sebutan "Jihad John."
Sejumlah surat kabar Inggris melaporkan Dhar sempat menjadi penjual istana mainan untuk anak-anak yang terbuat dari balon, atau yang dikenal juga dengan bouncy castles di Inggris. Dhar juga merupakan penggemar klub sepak bola Arsenal dan grup rock Nirvana.
"Terakhir kali aku melihatnya itu sekitar dua bulan sebelum dia meninggalkan [Inggris[ dan bergabung dengan kelompok yang disebut Negara Islam, dan kami tertawa. Dia sangat baik hati," kata teman Dhar, Robb Leech.
Dalam video lainnya, Dhar sempat menyinggung sejumlah korban ISIS yang dipenggal oleh Jihadi John.
"Saya tidak ingin melihat James Foley atau Steven Sotloff atau David Haines lainnya, tapi sayangnya cara Barat dan Eropa tidak bijak dengan meluncurkan serangan udara dan intervensi di kekhalifahan. Sayangnya saya tidak bisa yakin ini akan berakhir," kata Dhar.
Balita tampil dalam video propaganda Dalam video yang dirilis pekan lalu, juga terlihat seorang anak laki-laki, mengenakan bandana hitam di kepala dan pakaian ala tentara, melontarkan ancaman dalam bahasa Inggris untuk "membunuh para kafir di sana."
Sementara, Sunday Dare, warga London asal Nigeria, mengidentifikasi sang bocah sebagai cucunya yang baru berusia empat tahun dan bernama Isa. Dare mengatakan kepada media Inggris bahwa putrinya, yang dibesarkan sebagai pengaut Kristen yang taat bernama Grace, kemudian berpindah agama menjadi Muslim dan mengubah namanya menjadi Khadijah. Putrinya kemudian membawa Isa, yang lahir di London, untuk bergabung bersama ISIS di Suriah.
Sementara, Khadijah Dare juga kerap meluncurkan propaganda tajam untuk kelompok ISIS. Foto dia dan putranya yang masih balita tengah mengangkat senapan diunggah oleh ISIS dan viral di media sosial.
Diduga teradikalisasi secara daring, Dare berangkat ke Suriah pada 2012 dengan Isa, yang saat itu masih bayi. Setelah memasuki wilayah ISIS, Dare kemudian menikah dengan seorang jihadis asal Swedia yang dikenal sebagai Abu Bakr, yang kini sudah tewas.
Dare dan Abu Bakr sempat tampil bersama dalam sebuah rekaman yang difilmkan di Suriah pada 2013. Mereka terlihat tengah bercanda soal memiliki senjata AK-47 terbaik.
Para pejabat Inggris mengungkapkan sekitar 800 warga Inggris berangkat ke Irak dan Suriah, sebagian di antaranya bergabung dengan ISIS, dan sekitar setengahnya telah kembali ke Inggris. Sekitar 70 orang diyakini tewas.
(ama)