Jakarta, CNN Indonesia -- Usai peluncuran uji coba nuklir Korea Utara yang mengejutkan publik internasional, sebagian besar bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik menyalahkan kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama yang dinilai gagal. Namun bagi Donald Trump, bakal calon yang kerap memimpin jajak pendapat Partai Republik, peluncuran nuklir Korut merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh China.
Dalam wawancara eksklusif dengan
CNN di Trump Tower, pusat kota Manhattan, Trump menilai bahwa Amerika Serikat kurang menekan China agar lebih bertanggung jawab atas tindakan Korea Utara. AS, lanjut Trump, harus memberikan sanksi perdagangan kepada China.
"China harus mengatasi masalah itu, dan kita harus memberikan tekanan pada China untuk memecahkan masalah itu," kata Trump, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mereka tidak memecahkan masalah itu, kita harus menerapkan sanksi pada sektor perdagangan, yakni dengan mulai memberlakukan pajak kepada mereka dan memangkas mereka. China akan runtuh dalam sekitar dua menit," kata Trump.
Sementara dalam wawancara dengan
Fox News, Trump memaparkan bahwa China memiliki kendali yang kuat terhadap Korea Utara, sehingga sudah seharusnya China yang mengatasi masalah peluncuran nuklir Korut.
"Tidak ada yang berbicara dengan mereka [China], dan tidak ada yang mendiskusikannya dengan China. China memiliki kontrol yang kuat, percayalah. Mereka mengatakan mereka tidak memiliki kontrol total atas Korea Utara, tetapi sebenarnya mereka memilikinya, dan China harus mengatasi masalah itu," kata Trump pada
Fox News, dikutip dari
Reuters.
"Dan jika mereka tidak memecahkan masalah ini, kita harus membuat perdagangan menjadi sangat sulit untuk China. Korea Utara benar-benar di bawah kendali mereka. Tanpa China, mereka tidak akan makan," kata Trump menambahkan, sembari menyebut Kim orang gila.
Sejumlah bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik menilai kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama lemah. Mereka juga mengkritik kesepakatan nuklir Iran dan respon AS terhadap krisis di Timur Tengah, termasuk perang sipil Suriah dan munculnya kelompok ISIS.
"Jika uji coba [nuklir] ini dikonfirmasi, ini akan menjadi contoh terbaru dari gagalnya kebijakan luar negeri Obama-Clinton," ujar Marco Rubio, senator dari Florida. Dalam kasus ini, Rubio merujuk kepada Hillary Clinton, bakal calon presiden dari Partai Demokrat dan mantan menteri luar negeri AS.
"Saya telah memperingatkan selama kampanye ini bahwa Korea Utara yang dijalankan oleh seseorang yang tidak waras, yang telah mengembangkan senjata nuklir, sementara Presiden Obama diam saja," kata Rubio.
Bakal calon presiden dari Republik lainnya, Rand Paul, senator dari Kentucky juga menganjurkan agar China memberikan pengaruh yang lebih kuat di Korea Utara, dan mungkin meningkatkan sanksi terhadap negara komunis itu.
Paul menyatakan kepada
CNN, sangat penting mengidentifikasi apa yang salah dalam negosiasi nuklir dengan Korea Utara, untuk menghindari kesalahan yang sama dengan Iran.
"Tidak ada solusi yang mudah. Kau ingin aku mengayunkan tongkat ajaib dan tiba-tiba senjata nuklir mereka akan hilang?" ujar Paul.
Gubernur New Jersey, Chris Christie menegaskan respon yang lemah dari Obama dan Clinton atas sejumlah uji coba nuklir Korea Utara sebelumnya. "Mereka tidak bertindak kuat di seluruh dunia," katanya kepada
Fox News.
Sementara Trump, selain memojokkan China, juga menuntut Korea Selatan turut untuk membayar ribuan tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan, dalam keadaan gencatan senjata dengan Korea Utara sejak 1950-an.
"Korea Selatan adalah mesin uang. Mereka membayar kita sangat sedikit," kata Trump.
"Korea Selatan harus membayar kita dengan sangat substansial untuk melindungi mereka," ujar Trump melanjutkan.
Korea Utara meluncurkan uji coba bom hidrogen, pada Rabu (6/1) pukul 10 pagi waktu setempat, yang menyebabkan guncangan seismik di wilayah sebelah timur laut negara yang tertutup itu.
Badan Geologi Amerika Serikat, USGS, yang mencatat guncangan seismik tersebut berkekuatan 5,1 SR terjadi sekitar 19 kilometer sebelah timur-timur laut dari Sungjibaegam. Tiga tes nuklir sebelumnya, yang diluncurkan pada 2006, 2009 dan 2013, dilakukan di wilayah yang sama.
Pada Mei lalu, Korut mengklaim memiliki kemampuan untuk meminiaturirasi senjata nuklir, suatu perkembangan yang akan memungkinkan penyebaran senjata nuklir melalui rudal. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS menanggapi klaim ini dengan menyatakan bahwa AS tidak yakin Korea Utara memiliki kemampuan seperti itu.
Juli lalu, Korea Utara melalui pidato Kim Jong Un saat peringatan 62 tahun gencatan senjata dengan Korsel, menyampaikan retorika yang berisi ancaman terhadap Amerika Serikat. Menurut Kim, Korut telah memiliki senjata nuklir sendiri sehingga tidak lagi bisa diancam.
Korut adalah satu dari sembilan negara pemilik senjata nuklir, selain AS, Inggris, Rusia, Pakistan, Israel, Pakistan, India dan Perancis. Korut juga kerap melakukan uji coba rudal yang semakin menambah sanksi dan embargo terhadap negara itu.
(ama)