Respons Korut, Korsel dan AS Bicarakan Pengiriman Senjata

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2016 12:53 WIB
Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan soal pengiriman aset strategis di Semenanjung Korea usai uji coba nuklir Korut.
Warga Pyongyang menyaksikan pengumuman soal uji coba nuklir yang dilakukan oleh rezim Kim Jong-un pada Rabu (6/1). (Reuters/Kyodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Merespons uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara, Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang membicarakan perihal pengiriman aset strategis di Semenanjung Korea.

Pada Rabu (6/1), guncangan berkekuatan 5,1 SR terdeteksi terjadi di sekitar 19 kilometer sebelah timur laut dari Sungjibaegam, dekat dengan fasilitas nuklir Korut.
AS dan para ahli senjata meragukan uji coba bom hidrogen yang diklaim Korea Utara, namun tetap menyerukan sanksi lebih lanjut atas aksi Korut.

Presiden Korsel Park Geun-hye dilaporkan berbicara dengan Presiden AS Barack Obama untuk mendiskusikan isu ini. AS merupakan sekutu terdekat Korsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pejabat militer Korsel mengatakan bahwa kedua negara membicarakan soal penempatan aset strategis milik AS di Semenanjung Korea, namun tak memberikan detail lebih lanjut.
Sebelum ini, Korut sudah melakukan tiga kali uji coba nuklir, yaitu pada 2006, 2009, dan 2013. Semua dilakukan di Punggye-ri, lokasi yang berada di dekat lokasi guncangan pada Rabu.

Setelah uji coba nuklir pada 2013, Washington mengirim sepasang pesawat pembom siluman dengan kapasitas nuklir, B-2, untuk terbang di atas Korsel guna unjuk kekuatan.

Ketika itu, Korut lalu merespons dengan mengancam akan menyerang AS dengan nuklir.

Korsel secara teknis memang masih berperang dengan Korut karena Perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai.
Namun AS, menurut para ahli, kemungkinan tidak bisa mengembalikan rudal nuklir taktis setelah dipindahkan dari Korsel pada 1991.

AS juga membatasi respon militernya karena takut memprovokasi rezim Pyongyang yang tak bisa diduga, menurut Anthony Cordesman, ahli kebijakan pertahanan di CSIS Washington.  

"Setiap eskalasi di wilayah ini, setiap reaksi yang berlebihan dapat dengan mudah menyebabkan tidak hanya konflik antara Korea Selatan dan Utara, tetapi menyeret China dan Amerika Serikat dan Jepang ke dalam konfrontasi," kata Cordesman.

Selain Korsel dan AS, berbagai negara mengecam aksi Korut, termasuk China yang merupakan sekutu terdekat Korut.

Dewan Keamanan PBB, sementara itu, dipalorkan sedang mempersiapkan perluasan sanksi terhadap Korut karena uji coba nuklir merupakan pelanggaran resolusi PBB.

[Gambas:Video CNN] (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER