Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Meksiko dan Amerika Serikat merayakan penangkapan Joaquin "El Chapo" Guzman, gembong narkoba yang paling dicari di dunia, ketakutan bercampur duka menyeruak di kota kelahirannya, Sinaloa.
Terletak di bagian barat laut Meksiko, Sinaloa merupakan kota terpencil di mana perdagangan ganja dan opium marak selama beberapa dekade. Di kota ini, tak sedikit warga yang memandang Guzman bukan sebagai gembong narkoba yang berbahaya, namun sebagai seorang sosok yang lebih menyerupai Robin Hood: memberi pekerjaan kepada warga miskin di pedesaan dan berjuang dari serbuan dari geng narkoba saingan.
Guzman, yang dijuluki "El Chapo" yang berarti "Si Pendek," membangun kartel narkoba paling kuat di dunia dan melarikan diri dari penjara selama dua kali dalam 15 tahun terakhir. Perjalanan hidupnya, tak pelak kerap kali menginspirasi generasi muda penyelundup narkoba maupun geng bersenjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia seperti legenda. Warga menangis karena ini adalah tempat kelahirannya, dan karena mereka menangkapnya," kata Yesus Ramos, seorang tukang batu berusia 19 tahun, sembari duduk di alun-alun kota Guzman asli Badiraguato.
Selain mempekerjakan para petani untuk menanam tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan terlarang di sepanjang lembah di sekitar kampungnya, Guzman juga dikenal sebagai sosok yang kerap melakukan pekerjaan umum dan memberikan mainan untuk anak-anak.
"Dia banyak membantu, lebih dari pemerintah. Ya, dia membantu. Dia sudah ditangkap sekarang," kata Ramos.
Guzman berhasil ditangkap di Los Mochis pada Jumat (8/1), menyusul baku tembak antara para penjaga Guzman dengan pasukan keamanan. Enam bulan lalu, Guzman kabur dari penjara Meksiko dengan keamanan maksimum melalui terowongan buatan yang tersambung ke sel tahanannya.
"Itu tak terduga. Mereka pikir dia akan dibunuh sebelum tertangkap," kata warga lainnya, Gilberto Cardenas, 51, sembari mengurusi sayur-sayurnya di dekat pusat kota Badiraguato.
Kaburnya Guzman pada Juli membuat malu Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto. Sejumlah sumber pemerintah menyatakan kepada
Reuters bahwa Meksiko bertujuan mengekstradisi Guzman ke Amerika Serikat untuk mencegah Guzman melarikan diri lagi dari penjara.
Namun di kota asalnya, warga percaya Guzman akan pergi untuk selamanya.
"Mereka mungkin akan mengekstradisi dia. [Hal] itu akan berdampak secara ekonomi, karena ia membantu banyak orang," kata Cardenas sambil menimbang buah alpukat yang dijualnya kepada para pelanggan.
Wali kota Badiraguato memperkirakan bahwa sekitar setengah dari populasi kota itu bertahan hidup dari hasil berdagang narkoba. Penduduk setempat yang diberikan benih tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan terlarang, berserta radio oleh anak buah Guzman yang bersenjata dan kerap berpatroli dengan sepeda.
"Banyak orang yang bekerja dengannya dan sekarang mereka tidak akan punya uang," kata Vididiana Aviles, warga yang menjual perlengkapan kecantikan.
"Bahkan mereka yang tidak bekerja dengannya berkomentar, 'Sangat disayangkan'," ujar Vididiana.
Guzman merupakan gembong narkoba yang memperkenalkan metode tersendiri untuk menyelundupkan narkoba, yaitu dengan menggunakan terowongan untuk mengirim berton-ton narkoba ke Amerika Serikat. Kartel Sinaloa yang dipimpin Guzman juga menggunakan sejumlah jalur bawah tanah rahasia yang tersambung dengan markas tempat dia tinggal.
Penangkapan Guzman pada Jumat terjadi menyusul keputusannya mengadakan pertemuan rahasia dengan bintang Hollywood, Sean Penn dalam persembunyian di hutan akhir tahun lalu. Dalam artikel wawancara yang diterbitkan Rolling Stone, Penn mengatakan Guzman tertarik membuat kisah hidupnya menjadi film setelah dibanjiri permintaan oleh studio film di Amerika Serikat usai penangkapannya tahun 2014.
Aparat mengetahui ada pertemuan antara Penn, seorang aktris Meksiko dan Guzman. Lantas polisi mengikuti pergerakan Penn semenjak itu, mengarah pada peternakan tempat bos kelompok mafia Sinaloa itu bersembunyi.
Setelah penangkapannya, Guzman dibawa kembali ke penjara yang sama, tempat dia melarikan diri pada Juli lalu melalui terowongan yang digali di bawah selnya. "Dia sedang menggali lubang lain sekarang," kata Guadalupe Medina, sembari tertawa dan melayani pelanggan di restoran Badiraguato.
Sementara Guzman kembali mendekam di tahanan, warga di tempat kelahirannya takut bahwa penangkapannya dan rencana ekstradisi ke AS akan membuat kelompok mafia narkoba lainnya masuk dan menguasai wilayah itu.
"Akan menjadi kurang aman, karena Anda tahu jika kartel lemah, yang lain akan ingin pindah," kata Alberto Alvarado, 20.
"Dia merawat warga. Penculikan atau pemerasan tidak boleh terjadi di sini," kata Alvarado.
(ama/stu)