Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian China berhasil membongkar sindikat perdagangan anak dan menyelamatkan 15 balita.
Diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita Xinhua, Rabu (20/1), polisi menangkap 78 tersangka dalam sebuah penggerebekan.
Kasus ini terungkap setelah polisi mencurigai seorang pasangan suami-istri pada September lalu. Pasangan ini rutin berkunjung ke daerah pegunungan Liangshan di provinsi Sichuan dan kota Linyi di Shandong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istrinya membeli anak balita di Liangshan dan mengirimke Linyi. Sementara suaminya bertugas mencari pembeli di kota itu," kata laporan polisi.
Untuk anak laki-laki, mereka menjual dengan harga 50.000-60.000 yuan (Rp105 juta-126 juta), sementara anak perempuan dijual antara 20.000-30.000 yuan (Rp42 juta-63 juta).
Balita-balita yang berhasil diselamatkan kini dirawat oleh departemen urusan sipil setempat. Polisi mengambil sampel DNA mereka untuk mencari orang tua anak-anak itu.
Praktik perdagangan anak marak di China menyusul pembatasan jumlah keturunan di negara itu, kendati pemerintah Beijing telah melonggarkan peraturan tersebut.
Kejahatan ini juga berkembang akibat pola pikir masyarakat China yang mengutamakan anak lelaki karena dianggap penerus nama keluarga dan pengurus orang tua. Akibat kepercayaan ini, banyak aborsi, pembunuhan dan pengabaian terhadap anak perempuan.
Kepercayaan ini juga berujung pada maraknya penjualan dan penculikan anak lelaki. Anak perempuan biasanya diperjualbelikan karena bisa dinikahkan dengan orang kaya yang berani keluar uang banyak untuk mahar.
(den)