Usung Bendera Taiwan, Personel Girlband K-Pop Minta Maaf

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jan 2016 15:07 WIB
Chou Tzu-yu, warga Taiwan dan personel K-pop 'Twice', meminta maaf karena mengusung bendera Taiwan dalam sebuah pertunjukkan televisi di Korea Selatan.
Chou Tzu-yu, warga Taiwan dan personel girl band K-pop 'Twice', meminta maaf karena mengusung bendera Taiwan dalam sebuah pertunjukkan TV. (Reuters/Kwon Hwon-jin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Chou Tzu-yu, warga Taiwan dan personel girlband K-pop 'Twice', meminta maaf karena mengusung bendera Taiwan dalam sebuah pertunjukkan televisi. Chou ramai menjadi perbincangan di tengah semarak pemilihan umum Taiwan pada akhir pekan lalu, yang memantik isu kemerdekaan dari China.

Akhir pekan lalu, Chou merilis sebuah video permintaan maaf karena telah mengusung bendera Republik China, nama resmi dari Taiwan, ketika tampil di atas panggung dalam sebuah pertunjukkan musik yang disiarkan jaringan televisi Korea, MBC, pada akhir November 2015 lalu.

Dalam acara itu, para personel 'Twice' yang berasal dari luar Korsel mengibarkan bendera Korea Selatan dan bendera negara asal. Menjadi satu-satunya personel 'Twice' yang berasal dari Taiwan, Chou pun mengibarkan bendera Taiwan bersama dengan bendera Korsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampilannya tersebut menarik perhatian Huang An, mantan penyanyi Taiwan yang tinggal di Beijing selama lebih dari 10 tahun terakhir. Menyebut dirinya "Pemberantas Kemerdekaan," Huang kerap dikenal menyerang artis asal Taiwan dan Hong Kong yang tidak menunjukkan sikap pro-Beijing, di media sosial China, Weibo.

Pada awal Januari lalu, Hang mencuitkan penentangan keras terhadap Chou yang hendak tampil dalam acara televisi China yang digelar menyambut Tahun Baru 2016. Cuitan Han memicu kemarahan penggemar 'Twice' di China daratan.

Dalam video yang dirilis pada Jumat (15/1) oleh JYP Entertainment Corp, agensi yang menaungi 'Twice,' Chou mengenakan sweater hitam mengucapkan permintaan maaf sambil membungkuk. Chou menyatakan dia merasa bangga menjadi warga China, dan bahwa hanya ada satu China.

"Hanya ada satu China. Saya selalu bangga menjadi orang China. Dalam kegiatan saya di luar negeri sebagai orang China, saya salah berperilaku dan berbicara. Tindakan ini menyakiti manajemen dan perasaan pengguna internet di China dan Taiwan," ucapnya, seperti membaca tulisan dari skrip, dikutip dari CNN, Senin (18/1)

"Saya memutuskan untuk menghentikan semua aktivitas saya di China dan merenungkan hal ini dengan serius," kata Chou.

Permintaan maaf Chou Tzuyu karena mengusung bendera Taiwan menjadi perbincangan karena dianggap memicu kontroversi polisi usai pemilu Taiwan akhir pekan lalu.
Video yang  dengan cepat menjadi viral di Weibo ini menjadi topik utama di berbagai media Taiwan. Pasalnya, video itu memicu kecurigaan bahwa manajemen tempatnya bernaung mendesaknya meminta maaf agar menghindari kontroversi dan memuluskan pasar di China daratan.

Tokoh oposisi dan pemimpin Partai Progresif Demokratik yang memenangi pemilu pada akhir pekan lalu, Tsai Ing-wen, menyatakan bahwa video permintaan maaf Chou menyakiti perasaan rakyat Taiwan.

"Kita semua harus mengambil sikap yang sama dan jelas kepada masyarakat internasional bahwa memegang bendera Taiwan merupakan ekspresi yang sah atas identitas nasional," kata Tsai, dikutip dari Reuters.

Sementara, agensi yang menaungi 'Twice' menampik tuduhan pihaknya menekan Chou untuk meminta maaf.

"Keyakinan seorang individu tidak dapat dipaksa oleh perusahaan, dan hal seperti itu tidak akan terjadi," bunyi pernyataan dari JYP Entertainment, anak perusahaan dari JYP Entertainment Corp, pada Senin.

"Setelah orang tua [Chou] Tzuyu datang ke Korea Selatan dan mendiskusikan dengan Tzuyu, mereka membuat keputusan dan mengumumkan posisinya," kata JYP menambahkan.

Di Beijing, Kantor Urusan Taiwan di China menilai kasus ini "disetir" oleh kekuatan politik tertentu di Taiwan untuk "membangkitkan perasaan rakyat di kedua sisi Selat Taiwan."

Kelompok pemerhati hak sipil yang berbasis di Seoul, Pusat Multi-Budaya Korea, mengumumkan akan mengajukan permohonan pada pekan ini kepada lembaga hak asasi manusia Korea Selatan untuk menyelidiki apakah JYP Entertainment memaksa Chou meminta maaf.

Pusat Multi-Budaya Korea menilai insiden ini sebagai "pelanggaran hak asasi manusia." (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER