Menhan Israel: ISIS Menikmati Uang Minyak dari Turki

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 06:45 WIB
Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon menyatakan bahwa kelompok militan ISIS didanai dengan uang Turki untuk penyelundupan minyak.
Ilustrasi militan ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon menyatakan bahwa kelompok militan ISIS didanai dengan "uang Turki." Pernyataan kontroversial dari Israel ini dapat menghambat upaya untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara yang renggang selama bertahun-tahun.

"Ini semua bergantung kepada Turki, pemerintah Turki, kepemimpinan Turki, untuk memutuskan apakah mereka ingin menjadi bagian dari setiap jenis kerja sama untuk memerangi terorisme. Sejauh ini, hal itu tidak terjadi," kata Yaalon di Athena, usai pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Yunani, Panos Kammenos, pada Selasa (26/1).

"Seperti yang Anda tahu, Daesh [ISIS] menikmati uang minyak dari Yurki untuk waktu yang sangat, sangat lama. Saya berharap ini akan berakhir," kata Yaalon, pajabat beraliran sayap kanan yang pernah menjabat sebagai kepala angkatan bersenjata Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turki selalu membantah bahwa mereka mengizinkan penyelundupan minyak oleh ISIS yang kini telah menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak. Amerika Serikat bulan lalu menolak tuduhan Rusia bahwa pemerintah Turki dan keluarga Presiden Tayyip Erdogan bersekongkol dengan ISIS untuk menyelundupkan minyak.

Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner bulan lalu memaparkan bahwa ISIS menjual minyak ke para tengkulak, yang terlibat dalam penyelundupan minyak ke perbatasan Turki.

Yaalon juga menyatakan Turki telah "mengizinkan para jihadis untuk berpindah dari Eropa ke Suriah dan Irak, serta kembali ke negara asal, sebagai bagian dari jaringan teroris Daesh, dan aku berharap [praktik] ini akan berhenti juga."

Upaya Israel dan Turki untuk kembali menormalkan hubungan terhalang ketika Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan tidak ada kesepakatan soal tuntutan Ankara terkait kompensasi atas kematian 10 aktivis Turki di kapal bantuan pada 2010. Israel juga enggan mengakhiri blokade di Jalur Gaza.

Para pejabat senior Israel dan Turki bertemu pada Desember lalu, untuk mencoba untuk memperbaiki hubungan, meningkatkan harapan bahwa akan terdapat kemajuan dalam negosiasi untuk mengimpor gas alam Israel, terutama karena hubungan Turki dengan Rusia memburuk selama konflik Suriah. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER