Presiden Iran Berkunjung, Italia Tutupi Patung Kuno Telanjang

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 07:35 WIB
Pada kunjungan Hassan Rouhani, PM Italia Matteo Renzi memerintahkan seluruh patung telanjang ditutupi dan meniadakan minuman anggur saat makan malam.
Pada kunjungan Hassan Rouhani, PM Italia Matteo Renzi memerintahkan seluruh patung telanjang ditutupi dan meniadakan minuman anggur saat makan malam. (Reuters/Alessandro Bianchi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi menuai kritikan tajam karena memerintahkan seluruh patung kuno telanjang yang dipamerkan di museum Roma Capitoline ditutupi, menyambut kedatangan Presiden Iran, Hassan Rouhani ke Italia.

Dalam kunjungan Rouhani selama dua hari di Italia sejak Senin (25/1), kedua negara berencana untuk menandatangani kesepakatan bisnis yang bernilai hingga 17 miliar euro. Namun, para pejabat oposisi Italia menilai Renzi melakukan hal yang berlebihan hanya untuk menyenangkan Rouhani.

Para politisi berliran kiri dan kanan mengkritik bahwa Renzi bahkan tidak menyinggung soal catatan hak asasi manusia yang buruk di Iran saat konferensi pers. Renzi juga dinilai membuat Italia menyerah terhadap identitas budayanya dengan menyembunyikan sejumlah patung telanjang perempuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menghormati budaya lain bukan berarti meniadakan identitas kita sendiri," kata Luca Squeri, pejabat parlemen Italia dari partai Forza Italia yang beraliran tengah-kanan pimpinan mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi, Selasa (26/1). 

"Ini bukan menghormati, namun meniadakan perbedaan dan semacam menyerah," lanjut Squeri.

Atas permintaan Iran, Italia juga meniadakan anggur dari menu makan malam pertemuan tersebut pada Senin malam.

Kritikan tajam juga datang dari Wakil Kepala partai Liga Utara, Barbara Saltamartini yang menilai tindakan menutupi patung dengan panel putih merupakan "tindakan menyerah." Sementara, pemimpin partai tersebut, Matteo Salvini menulis pada halaman Facebook resmi miliknya bahwa tindakan itu merupakan tindakan yang "gila".

Gianluca Peciola, pejabat partai Kiri, Ekologi dan Kebebasan, menyerukan Renzi untuk menjelaskan "keputusan memalukan yang merupakan penyiksaan dari seni dan budaya sebagai nilai-nilai universal."

Ini bukan kali pertama Renzi dikritik ketika menyambut tamu kenegaraan. Sebelumnya, perdana menteri berusia 41 tahun itu juga dikritik karena menutupi lukisan telanjang di balai kota renaissance di Florence, kota di mana Renzi pernah menjabat sebagai wali kota, ketika putra mahkota Uni Emirat Arab berkunjung. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER