Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Sisilia, Italia pada Jumat (28/8) menangkap 10 orang yang dicurigai terkait dengan kematian puluhan imigran dalam perahu yang tenggelam di lepas pantai Libya pekan ini.
Dilaporkan
CNN, menurut keterangan polisi, para tersangka menghadapi tuduhan pembunuhan dan tunduhan lainnya, seperti membantu imigrasi ilegal dan penculikan.
Selain Italia, Hungaria juga menahan satu pria asal Romania atas tuduhan mengendarai truk yang membawa 18 imigran ilegal dan mengalami kecelakaan. Sementara pihak berwenang Surrey, Inggris, menangkap 27 orang yang dicurigai terlibat dalam penyelundupan manusia dalam sebuah truk di wilayah perbatasan,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan ini, terdapat dua kapal pembawa ratusan imigran dari berbagai negara yang tenggelam di dekat kota Zuwara, Libya. Satu perahu tenggalam pada Rabu (26/8) dan satu perahu lain tenggelam pada Kamis (27/8).
Belum jelas berapa jumlah imigran yang menumpang kedua perahu tersebut, namun diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang.
Dilansir dari Reuters, otoritas Libya mengevakuasi 105 jenazah imigran pada Jumat (28/8). Sementara, Mohammed Al-Misrati, juru bicara Red Crescent Libya menyatakan setidaknya 198 lainnya berhasil diselamatkan.
Pejabat keamanan Libya yang meminta namanya tidak dipublikasikan menyatakan para pejabat Libya menempatkan 147 imigran yang selamat ke fasilitas penahanan bagi para imigran gelap di Sabratha, sebelah barat Tripoli.
Kekurangan kapal angkatan laut yang mumpuni, petugas Libya melakukan pencarian dan evakuasi dengan kapal nelayan dan perahu sederhana yang disediakan oleh penduduk setempat.
Dengan pengamanan keamanan yang longgar, Libya telah berubah menjadi rute transit utama bagi para imigran yang melarikan diri konflik dan kemiskinan menuju Eropa.
Jaringan perdagangan manusia lintas batas mengeksploitasi kekacauan di negara itu untuk membawa imigran Suriah ke Libya melalui Mesir, atau warga dari negara-negara sub-Sahara melalui Niger, Sudan dan Chad.
Para imigran membayar ribuan dolar untuk penyelundupan melalui jalur darat dan laut. Tak jarang, para imigran menerima kekerasan dan penyiksaan dari para penyelundup yang meminta lebih banyak uang sebelum mencapai tanah tujuan.
Sekitar 100 warga Zuwara yang marah atas insiden tersebut turun ke jalan di sekitar alun-alun kota pada Kamis (27/8). Warga menuntut pemerintah menghentikan aktivitas perdagangan manusia.
(ama/ama)