Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara mengindikasikan akan meluncurkan satelit bulan ini, di sekitar tanggal 8-25 Februari, menurut badan PBB.
Pada Selasa (2/2), Korea Utara mengatakan kepada Serikat Telekomunikasi Internasional (ITU) bahwa mereka berniat untuk meluncurkan satelit pengamat Bumi, menurut juru bicara ITU, Sanjay Acharya, dilansir dari
CNN.
ITU mendaftarkan semua transmisi frekuensi satelit agar tak saling bertautan.
Peluncuran ini, tak pelak akan kembali menuai kecaman dunia internasional, terutama dari negara tetangga Korut. Pejabat AS mengatakan bahwa tipe roket yang digunakan untuk meletakkan satelit ke orbit bisa juga digunakan untuk meluncurkan misil balistik antarbenua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (3/2), Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan ia akan bekerja dengan AS dan yang lain untuk menuntut Korut membatalkan niat meluncurkan misil. Ia menyebut rencana Korut ini provokatif dan mengancam keamanan Jepang.
Selama bertahun-tahun, masyarakat internasional mencoba melakukan negosiasi untuk mengakhiri program nuklir dan program misil Korut. Namun upaya ini sejauh ini tak membuahkan hasil.
Pada 2012, Korut juga meluncurkan roket yang membawa satelit. Korut mengatakan bahwa program tersebut untuk tujuan damai, namun Jepang, AS, dan Korea Selatan mengatakan bahwa itu sebenarnya merupakan uji coba peluncuran rudal balistik jarak jauh.
Beberapa waktu belakangan, satelit AS juga mendeteksi aktivitas di stasiun peluncuran satelit Korut, bersama dengan elemen dan peralatan yang dibutuhkan untuk meluncurkan satelit.
(stu)