Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan mencurigai bahwa Korea Utara melancarkan serangan siber yang menyasar target di negaranya.
"Pada saat ini, kami menduga bahwa ini merupakan aksi dari Korea Utara," ujar juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Jeong Joon-hee, saat ditanya mengenai laporan adanya serangan siber dari Korut dalam jumpa pers, Rabu (27/1).
Seperti diberitakan
Reuters, Korsel memang sedang dalam situasi siaga militer dan siber sejak uji coba nuklir Korut dilaksanakan pada 6 Januari lalu, meskipun beberapa ahli meragukan kepiawaian Pyongyang untuk membangun teknologi semutakhir itu.
Pekan lalu, Presiden Korsel, Park Geun-hye, mengatakan bahwa cakupan ancaman dari Korut meluas hingga meliputi perang siber dan penggunaan drone untuk menginfiltrasi Seoul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut kerap menggunakan balon untuk menyebarkan poster propaganda di Korsel di tengah ketegangan yang kian meningkat pasca uji coba nuklir.
Sejak uji coba tersebut, masuk beberapa laporan berita yang belum dikonfirmasi kebenarannya bahwa sistem komputer dari beberapa badan pemerintahan dan perusahaan Korsel diinfeksi oleh kode jahat, diduga dari Korut.
Sebelumnya, para pembelot dari Korut mengatakan bahwa agen mata-mata Pyongyang mengoperasikan unit perang siber yang ditugaskan untuk meretas dan menyabotase target musuh.
Pada 2014, Korsel dan Amerika Serikat menuding Korut melakukan serangan siber terhadap Sony Pictures yang disusupkan ke dalam sistemnya sehingga data karyawan dan film belum tayang tersebar.
Kala itu, Sony Pictures akan merilis film The Interview yang menayangkan adegan fiksi di mana pemimpin Korut, Kim Jong Un, dibunuh.
Korut membantah tuduhan tersebut.
Pada 2013, para peneliti keamanan siber mengatakan bahwa mereka mayakini Korut merupakan dalang di balik serangkaian serangan terhadap komputer-komputer di bank dan perusahaan penyiaran Korsel.
(stu)