Jakarta, CNN Indonesia -- Satelit Korea Utara yang diterbangkan ke orbit dengan roket pekan lalu "rontok di orbit" Bumi, seperti disampaikan oleh pejabat keamanan Amerika Serikat kepada
CNN, Selasa (9/2).
Pernyataan sumber
CNN yang tidak disebut namanya itu disampaikan menyusul peluncuran roket pembawa satelit Korut yang menuai kecaman internasional.
Korut dianggap telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB soal roket jarak jauh. Barat meyakini bahwa roket Korut bisa digunakan untuk peluncuran hulu ledak nuklir, walau pemerintah Kim Jong Un membantahnya.
Usai peluncuran Minggu lalu, Korea Selatan telah mengumpulkan 270 pecahan puing di lautan yang diyakini berasal dari roket Korut. Menurut Kementerian Pertahanan Korut, pecahan ini nantinya akan dianalisa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut mengklaim telah meletakkan empat satelit di orbit bumi. Namun yang diketahui publik saat ini hanya dua, dan keduanya gagal ditempatkan dengan stabil di orbit, seperti yang dikutip dari
CBS News.Namun para ahli meyakini bahwa Korut telah menempatkan satu satelit di orbit pada 2012. Satelit yang diluncurkan Korut pada Minggu lalu diketahui bernama Kwangmyongsong 4 dan pada 2012 bernama Kwangmyongsong 3-2. Kedua satelit berbobot hampir 100kg ini tercatat dalam pusat data NORAD atau Komando Pertahanan Antariksa Amerika Utara.
Pemerintah Pyongyang mengklaim satelit mereka digunakan untuk memantau cuaca, pemetaan sumber daya alam dan hutan demi membantu petani dalam meningkatkan hasil bumi.
Korut juga mengklaim satelit mereka kemarin memancarkan "Lagu Jenderal Kim Il Sung" dan "Lagu Jenderal Kim Jong Il" setelah mencapai orbit. Namun para ahli dan pengamat amatir satelit di seluruh dunia mengaku tidak menerima sinyal apapun dari satelit Korut.
Tidak diketahui juga apa frekuensi yang digunakan Korut untuk satelitnya.
(stu)