Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, yakin bahwa ia kini merupakan kandidat yang lebih baik ketimbang saat mencalonkan diri pada 2008. Namun, Clinton tak yakin AS siap memiliki presiden perempuan.
"Rakyat sangat yakin mereka ingin memilih orang yang tepat. Namun kemudian, Anda mendapatkan isyarat bahwa mungkin mereka tidak nyaman dengan perempuan memegang posisi eksekutif, terutama di tempat berat dan kuat seperti New York dan Amerika Serikat," ujar Clinton dalam wawancara khusus dengan
Vogue.
Seperti dilansir
The Telegraph, wawancara ini dilakukan pada Januari, sebelum keraguannya saat kampanye terbukti dalam perolehan suara.
Pada kaukus di Iowa, Clinton hanya menang tipis dari rivalnya, Bernie Sanders. Dalam pemungutan suara di New Hampshire, Clinton kalah dari Sanders.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kekalahan di Iowa, kontroversi kembali menerjang Clinton. Seorang politisi Partai Demokrat, Madelaine Albright, dianggap terlalu berlebihan saat membela Clinton.
Dalam kampanye di New Hampshire, Albright berkata, "Ada tempat khusus di neraka bagi perempuan yang tidak saling membantu."
Sebuah jajak pendapat nasional memang menunjukkan bahwa pendukung perempuan Clinton merosot dari 45 persen pada Desember menjadi 19 persen di akhir Januari. Sebanyak 57 persen responden tak mempermasalahkan jika presiden AS bukan perempuan.
"Banyak orang bertanya kepada saya, 'Mengapa perempuan di Amerika Serikat tidak memilih dia? Perempuan memang sangat sering menghakimi satu sama lain," ucap Albright.
Clinton sendiri merasa kampanyenya sekarang lebih baik ketimbang saat mencalonkan diri pada 2008. Ia juga lebih percaya diri dengan apa yang dilakukan sekarang.
Dalam wawancara dengan
Vogue ini, Clinton juga menampik anggapan bahwa ia masuk dalam bursa capres untuk memenuhi ambisi menempatkan kembali keluarga Clinton di Gedung Putih. Suami Clinton, Bill Clinton, menjabat sebagai Presiden AS dalam kurun waktu 1993-2001.
Clinton bahkan mengatakan bahwa sebelumnya ia selalu menolak menjadi pejabat hingga akhirnya dibujuk untuk menjadi anggota Senat pada 2000.
"Saya tidak pernah mau. Sampai, benar-benar, saya mendapatkan telepon dari warga New York yang meminta saya untuk maju," katanya.
(stu/stu)