Super Tuesday Jadi Penentu Dua Calon Presiden AS

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2016 19:46 WIB
Biasanya, dua pemenang dari Partai Demokrat dan Republik pada pemilihan "Super Tuesday" ini akan maju bertarung di kampanye pemilu Amerika Serikat.
Biasanya, dua pemenang dari Partai Demokrat dan Republik pada pemilihan
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat akan melakukan pemilihan primer dan kaukus di banyak negara bagian untuk menentukan siapa yang maju jadi calon presiden dua partai pada Selasa (2/3) waktu setempat. Biasanya, dua pemenang pemilihan yang disebut "Super Tuesday" ini akan maju bertarung di kampanye pemilu AS.

Super Tuesday akan berlangsung pada hari Selasa waktu AS, 1 Maret 2015. Di hari ini, secara bersamaan 12 negara bagian di Amerika akan melakukan pemilihan primer atau kaukus untuk memilih 1.000 delegasi Demokrat dan 600 Republik untuk maju ke konvensi partai.

Jumlah delegasi yang terpilih dalam Super Tuesday sangat signifikan menentukan siapa kandidat yang maju dalam pemilu. Pasalnya, untuk konvensi, Demokrat memerlukan 2.382 delegasi, sedangkan Republik 1.237 delegasi.
"Pemenang pada Super Tuesday peluangnya lebih besar untuk jadi calon presiden," kata Wakil Duta Besar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Brian McFeeters, di Jakarta, Selasa (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

McFeeters mengatakan bahwa Super Tuesday akan menjadi penyaring bagi kandidat yang kalah. Biasanya setelah tahap ini jumlah kontestan akan berkurang karena kandidat peraih suara sedikit merasa tidak akan bisa menang atau kian sulit mencari pendukung.

Super Tuesday diadakan untuk memaksimalkan pengaruh negara-negara bagian yang memiliki keprihatinan yang sama soal isu-isu nasional. Kebanyakan negara bagian peserta Super Tuesday juga memiliki populasi yang kecil sehingga melakukan voting di hari yang sama bisa meningkatkan pengaruh wilayah-wilayah ini dalam menentukan pemimpin AS berikutnya.

Wakil penasihat politik Kedubes AS di Jakarta Siriana Nair dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa saat ini para kandidat akan gencar mencoba meyakinkan para pemilih untuk memilih mereka.
Sekarang, lanjut dia, para kandidat Republik akan "semakin condong ke kanan" sementara Demokrat "semakin ke kiri". Sikap mereka akan berubah menjadi lebih moderat pada Juli, jelang konvensi.

"Apa yang dicari adalah seberapa besar seorang kandidat merefleksikan prinsip-prinsip partai," kata Nair.

Di kubu Demokrat ada Hillary Clinton, yang berjuang untuk menjadi presiden wanita pertama AS, dan Bernie Sanders, yang memproklamirkan diri sebagai demokrat-sosialis. Sementara di kubu Republik, tiga calon kuat yaitu Donald Trump, Marco Rubio dan Ted Cruz sama-sama tengah berebut suara.

Menurut McFeeters, Clinton berpeluang menang dalam pemilihan calon presiden mengalahkan Bernie Sanders. Namun di kubu Republik masih belum terlihat jelas siapa yang akan menang.

"Hillary Clinton sangat jauh memimpin. Sementara Republik masih harus bertanding, walau Trump menang beberapa kali sebelumnya," ujar McFeeters.
Dalam primer pada Sabtu (27/2) lalu di South Carolina, Clinton menggilas Bernie dan memimpin dengan terpaut hingga 50 angka. Clinton memenangkan dukungan warga kulit hitam di South Carolina, yang jumlahnya lebih dari setengah pemilih di negara bagian itu.

Sementara dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos, Trump memimpin dalam skala nasional dengan dukungan terhadap dirinya mencapai 44,2 persen, disusul Cruz di posisi 20,7 persen dan Rubio di posisi 14 persen.

Clinton yang optimistis menang dalam Super Tuesday juga telah melihat Trump sebagai pesaingnya pada pemilihan umum presiden pada 8 November mendatang. Dalam kampanye pekan lalu, istri dari mantan presiden Bill Clinton ini bahkan melayangkan komentar khusus untuk slogan Trump "Make America Great Again" atau buat Amerika hebat lagi.

"Kita tidak butuh membuat Amerika hebat lagi, Amerika tidak berhenti menjadi hebat," tegas Clinton. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER