Jakarta, CNN Indonesia -- Peningkatan angka penderita sifilis yang tajam di Las Vegas dituding disebabkan oleh mudahnya mencari pasangan seks melalui sosial media dan aplikasi kencan. Bahkan menurut laporan pemerintah AS, sifilis menjadi wabah di kota judi tersebut.
Menurut badan kesehatan Las Vegas, kota itu mengalami peningkatan penderita sifilis hingga 128 persen sejak tahun 2012. Sebanyak 694 kasus tercatat tahun lalu, 615 di antaranya diderita lelaki.
"Kami menganggapnya sebagai wabah karena tingkat penyakit ini di masyarakat terus meningkat dan kami belum melihat puncaknya hingga saat ini," kata kepala badan kesehatan Las Vegas, Dr Joe Iser, dalam pernyataannya di Las Vegas Review Journal, dikutip dari
The Independent, Kamis (3/3).
Dalam jurnal tersebut, pejabat kesehatan Las Vegas masih menyelidiki penyebab penyebaran penyakit menular seksual ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun
CBS News menutip Elizabeth Adelman, penyelidik penyakit menular di departemen kesehatan Las Vegas, yang mengatakan bahwa penderita sifilis meningkat seiring maraknya penggunaan sosial media, aplikasi kencan dan keengganan mengenakan kondom.
Adelman mengatakan, saat ini warga Las Vegas dengan mudah mencari pasangan seks dengan aplikasi seperti Tinder dan Grindr, sosial media khusus gay. Mereka bertemu dengan orang asing di aplikasi tersebut dan melakukan hubungan seks.
Menurut data Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, CDC, di tahun 2014 ada peningkatan penderita sifilis di negara itu sebanyak 14 persen.
Selain menular melalui hubungan seksual, penyakit sifilis juga bisa ditularkan ibu hamil kepada janinnya. Gejala penyakit ini ruam pada beberapa bagian tubuh, demam, sakit tenggorokan, kerontokan rambut, sakit kepala, dan penurunan berat badan.
Penyakit ini bisa diobati dengan penisilin di tahap-tahap awal. Namun jika tidak diobati, sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan dan kerusakan organ dalam.
(den)