Wanita Suriah Rekam Markas ISIS dengan Kamera Tersembunyi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 10:08 WIB
Dua wanita Suriah menggunakan kamera tersembunyi untuk mendokumentasikan situasi kehidupan warga di Raqqa, kota di Suriah yang dikuasai ISIS.
Ilustrasi kelompok militan ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua wanita Suriah menggunakan kamera tersembunyi mendokumentasikan situasi kehidupan warga di Raqqa, kota di Suriah yang diklaim sebagai ibu kota oleh kelompok militan ISIS. Padahal, jika diketahui ISIS, mereka terancam hukuman mati.

Dengan menggunakan pakaian niqab dan cadar, dua wanita ini menyembunyikan kamera sembari berbelanja, menumpangi taksi dan berjalan-jalan di sekitar kota. Kamera yang mereka sembunyikan merekam Raqqa seperti sebuah kota sepi dengan sedikit lalu lintas dan sejumlah orang berjalan-jalan sambil menenteng senjata.

"Semua warga sudah pergi," kata kedua wanita itu, karena meningkatnya serangan udara menggempur markas ISIS di Raqqa, dikutip dari CNN, berdasarkan media afiliasi CNN di Swedia, Expressen TV yang menugaskan pengambilan video tersebut.
"Tentara asing ISIS telah mendirikan pos pemeriksaan, menyita kartu identitas warga Suriah dan menggunakannya untuk melarikan diri ke Turki," ujar kedua perempuan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima tahun setelah dimulainya perang sipil di Suriah, Raqqa yang direbut ISIS sejak 2013, telah berubah secara drastis. Perang saudara telah merenggut lebih dari 250.000 nyawa di seluruh penjuru negara itu, dan mengakibatkan lebih dari 10 juta orang terusir dari tempat tinggal mereka, menurut laporan PBB.

Rekaman kamera tersembunyi ini diambil pada akhir musim dingin, menurut Expressen TV, dan menunjukkan puing-puing bangunan kuil penghormatan untuk Uwais al-Qarni, yang merupakan situs suci bagi Sufi dan Syiah.

Kamera tersembunyi itu juga merekam bekas gedung Gereja Katolik Martir Armenia yang terkenal memiliki bentuk geometri yang khas. Salah satu wanita itu memaparkan bahwa ISIS telah mengubah gedung itu menjadi markas polisi Islam.
Sepanjang rekaman video, kedua perempuan yang suaranya disamarkan, mengingat sejumlah tindak kekerasan yang mereka saksikan setelah kedatangan ISIS, termasuk eksekusi pemenggalan kepala seorang pemuda.

"Saya bisa melihat ada seorang pria duduk di tanah. Para algojo berbaris, mereka berpakaian hitam," kata Oum Mohammad, nama yang digunakan oleh salah satu wanita tersebut. Dia mencoba untuk menyaksikan eksekusi itu, namun tidak sanggup.

"Mereka mengeksekusi dengan peluru, memotong tubuh, memenggal kepala dan menancapkan kepalanya ke sebuah tombak dan memamerkannya," katanya.

"Atau mereka akan menempatkan tubuh di jalan dan memaksa mobil untuk melindas [tubuh itu] sampai tidak ada lagi yang tersisa," ujar Oum.

Kedua wanita menyatakan ISIS memberlakukan hukum Islam dengan ekstrem di kota yang pernah dianggap paling liberal di Suriah tersebut.
Terduga homoseksual sekarang menjadi target pembunuhan, sementara hak-hak wanita diabaikan dan dipaksa menutupi wajah dan tubuh mereka.

"Semua wanita ingin menunjukkan wajah mereka. Kami sudah kehilangan pilihan itu. Kami sudah kehilangan feminitas kami," kata Oum Mohammad.

Cat rambut

Untuk menunjukkan sejauh mana ISIS menegakkan hukum Islam dengan paksaan, kedua wanita itu sengaja berbelanja cat rambut. Namun, mereka menemukan bahwa semua wajah para model yang ditampilkan pada kemasan cat rambut telah ditutupi dengan spidol hitam.

Video tersembunyi yang direkam oleh dua wanita ini juga menunjukkan beberapa wilayah tempat kaum elite tinggal sebelum ISIS mengusir mereka.
Kini, sebagian besar pejuang asing dan keluarga mereka menempati rumah yang lebih bagus dan sejumlah apartemen.

"Mereka berasal dari Kazakhstan, Afghanistan, Arab Saudi, Eropa, dari sejumlah tempat di Perancis, tetapi mayoritas berasal dari Arab Saudi," kata Oum.

Para wanita itu ingin dunia mengetahui harapan mereka bahwa suatu hari Raqqa akan bebas.

"Saya rindu melepas niqab dan kegelapan yang menyelubungi kami. Tidak ada yang lebih penting daripada kebebasan," ujar Oum. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER