Jakarta, CNN Indonesia -- Australia menahan dua orang, termasuk seorang remaja perempuan 16 tahun, atas dugaan mengumpulkan dana bagi operasi kelompok militan ISIS.
Penangkapan gadis itu bersama seorang pria, berusia 20 tahun, terjadi di pinggiran kota Sydney, dalam operasi aparat Australia menanggulangi serangan oleh kelompok radikal di dalam negeri sekaligus membongkar aliran dana untuk membiayai militan asing di luar negeri.
“Kami mengantisipasi bahwa dua orang ini akan didakwa kemudian dan menghadiri pengadilan dan dakwaan yang kami antisipasi akan mereka hadapi adalah membiayai terorisme,” kaya Catherine Burn, wakil komisaris kepolisian New South Wales kepada wartawan, Selasa (22/3).
“Kami akan mendakwa mereka terlibat dalam mengumpulkan uang untuk dikirim ke luar negeri guna membantu aktivitas ISIS,” lanjur Burn.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan antipencucian uang Australia pada November lalu melaporkan dugaan bahwa pembiayaan kelompok militan tahun lalu meningkat tiga kali lipat, dengan nilai lebih dari A$50 juta (Rp 498,8 miliar).
Otoritas meyakini puluhan warga Australia telah bepergian ke Suriah dan Irak untuk berperang bersama ISIS.
Serangan
lone wolf meningkat sejak 2014 di Australia, yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat yang bergabung dalam koalisi serangan udara di Irak dan Suriah.
Namun penangkapan dua orang ini tidak terkait dengan ancaman serangan dalam waktu dekat.
“Kemungkinan tuduhan yang akan dihadapi dua orang ini berhubungan dengan aktivitas mereka mengumpulkan dana dan mencoba mentransfernya ke kelompok teroris di luar negeri,” kata Michael Phelan, wakil komisaris Polisi Federal Australia.
Pada September 2014, polisi menembak mati seorang remaja Melbourne yang menikam dua petugas antiterorisme. Tiga bulan kemudian, dua warga tewas dalam insiden penyanderaan di sebuah kafe di Sydney.
Oktober lalu, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun melepas tembakan ke arah kantor polisi di pinggiran Sydney, Parramatta, dan tewas dalam baku tembak dengan polisi.
(stu)