Hizbullah Tuduh Saudi dan Turki Halangi Perdamaian Suriah

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 24 Mar 2016 09:21 WIB
Hizbullah menuduh Arab Saudi dan Turki menghalangi upaya kesepakatan solusi politik Suriah yang sedang berlangsung di Jenewa.
Hizbullah menuduh Arab Saudi dan Turki menghalangi upaya kesepakatan solusi politik Suriah yang sedang berlangsung di Jenewa. (Reuters/Aziz Taher)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hizbullah menuduh Arab Saudi dan Turki menghalangi upaya kesepakatan solusi politik Suriah yang sedang berlangsung di Jenewa.

Iran, yang mendukung Hizbullah, dan Arab Saudi, memang sejak lama mendukung dua pihak yang bertentangan dalam konflik Suriah, namun hubungan keduanya makin memburuk dalam beberapa bulan belakangan.
 
“Apa yang mengganggu kemajuan menuju solusi politik adalah pertama, Arab Saudi, dan kedua, Turki,” kata Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, dalam wawancara di televisi Al Mayadeen, Senin lalu.
Muslim Syiah Hizbullah telah mengirim pasukannya untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Arab Saudi dan Turki, yang bersikeras Assad lengser, mendukung pemberontak Muslim Sunni.

"Arab Saudi tidak menginginkan kemajuan negosiasi di Jenewa," kata Nasrallah. Ia menambahkan Riyadh sementara akan bertahan sampai pemilihan presiden AS pada November untuk melihat apakah pemerintahan baru menerapkan kebijakan yang berbeda terkait Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, saya tidak berharap ada kemajuan dalam proses politik atau solusi politik," kata Nasrallah.

Kritiknya terhadap Riyadh muncul tiga minggu setelah Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang beranggotakan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar menetapkan Hizbullah sebagai kelompok teroris.
Pekan lalu, Arab Saudi mengatakan akan menghukum siapa saja yang bergabung dengan Hizbullah, berikut simpatisan yang mendukung secara finansial dan yang melindungi anggotanya.

Beberapa negara GCC mendeportasi warga Libanon yang dicurigai memiliki hubungan dengan Hizbullah. Pada Senin, surat Kabar Kuwait Senin melaporkan Kuwait mengusir 11 warga Lebanon dan tiga warga Irak.

Nasrallah mengatakan bahwa tuduhan itu berdasar atau terkait dengan orang yang tidak berhubungan dengan Hizbullah.

"Mereka mengatakan sekelompok orang ditangkap di Kuwait karena menyelundupkan narkoba (dan) anggota Hizbullah,” kata Nasrallah. “Itu omong kosong.”

"(Ada laporan) sel yang telah di buka di Uni Emirat Arab. Kami tidak mengetahui tentang itu, kami tidak tahu siapa mereka," kata Nasrallah.
Nasrallah juga mengatakan bahwa Israel mencoba mengeksploitasi kehadiran Hizbullah di Suriah agar bisa meluncurkan aksi militer di Libanon. Namun ia mengatakan konflik besar dengan Israel sepertinya tidak akan terjadi karena akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

"Dalam setiap perang melawan Libanon, yang menargetkan warga Lebanon, infrastruktur—kami akan akan melawan tanpa batas," kata Nasrallah.

Nasrallah mengatakan Hizbullah bisa mencapai target apa pun di Israel, termasuk fasilitas nuklir dan pusat penilitian biologi dan pabrik petrokimia.

Israel dan Hizbullah sempat terlibat perang pada 2006. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER