Usai Serangan Lahore, Jamaatul Ahrar Mulai Diwaspadai

Hanna Azarya Samosir/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mar 2016 13:23 WIB
Jamaatul Ahrar, sempalan Taliban yang berbaiat ke ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Lahore, Pakistan, yang menewaskan setidaknya 70 orang.
Jamaatul Ahrar mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Lahore, Pakistan, yang menewaskan setidaknya 70 orang. (Reuters/Mohsin Raza)
Jakarta, CNN Indonesia --
Nama salah satu faksi Taliban, Jamaatul Ahrar, langsung menyeruak di tengah lingkaran kelompok militan setelah serangan bom bunuh diri mereka di Pakistan pada Ahad lalu menarik perhatian massa karena merenggut setidaknya 70 nyawa.

Kelompok ini semakin diwaspadai karena pernah mengaku setia kepada ISIS, membuat persaingan antar-kelompok militan di Pakistan kian sengit. Mata para pemerhati mulai tertuju pada Jamaatul Ahrar sejak mereka menggencarkan serangan pada tahun lalu.

"Mereka kini merupakan kelompok utama yang mengklaim serangan-serangan dalam beberapa bulan terakhir," ujar Mansour Khan Mehsud, pimpinan peneliti dari Kelompok Peneliti FATA, seperti dikutip Reuters.
Puncaknya, pada Minggu lalu mereka melakukan aksi yang disebut-sebut sebagai serangan paling mematikan di Pakistan sejak Desember 2014, saat Taliban membunuh 134 pelajar di Peshawar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan tersebut menewaskan setidaknya 70 orang yang kebanyakan sedang merayakan Paskah. Pakistan memang merupakan negara mayoritas Islam, tapi umat Kristen juga menduduki porsi besar dalam populasi, mencapai dua juta orang, sehingga Paskah merupakan libur umum.

Juru Bicara Jamaatul Ahrar (JA), Ehansullah Ehsan, melontarkan ancaman bahwa kelompoknya akan melancarkan lebih banyak serangan, tak hanya menyasar umat Kristen, tapi juga kelompok agama minoritas lainnya.
"Kami tidak menarget perempuan atau anak-anak, tapi Islam mengizinkan kami untuk membunuh pria dari komunitas Kristen yang menentang agama kami," ucap Ehsan.

Pemimpin dari Jamaatul Ahrar, Omar Khalid Korasani, dianggap memiliki akar kuat dalam militansi di Pakistan. Kisah hidupnya disebut layaknya sejarah perkembangan kelompok militan di negara tersebut.

Lahir di sebuah desa kecil bernama Lakaro di daerah tribal Mohmand, Khorasani tumbuh menjadi seorang jihadi anti-India di Kashmir. Ia kemudian bergabung dengan Taliban Pakistan pada 2007 untuk melawan pemerintah demi membangun negara dengan hukum Syariah Islam.

Pada 2013, Khorasani menjadi salah satu kandidat pemimpin Taliban di Pakistan. Setelah kalah dari kandidat lainnya, Maulana Fazlullah, Khorasani keluar dari Taliban Pakistan dan membentuk kelompok baru, Jamaatul Ahrar.

Kelompok tersebut bersumpah setia kepada ISIS pada September 2014. "Kami menghormati mereka. Jika mereka meminta bantuan kami, kami akan mempertimbangkan dan memutuskan," ucap Ehsan kala itu.

Namun, pada Maret 2015, Jamaatul Ahrar kembali mengaku setiap kepada Pakistan Taliban. Pengakuan setia ini masih buram, tapi Jamaatul Ahrar juga tak pernah secara spesifik menyangkal ISIS.

Tahun lalu, Khorasani terluka serius akibat serangan udara NATO di sebelah timur Afghanistan. Namun kini, ia sudah pulih dan sedang dalam persembunyian.

Layaknya militan Pakistan lainnya, para anggota Jamaatul Ahrar juga kerap kabur ke Afghanistan untuk lari dari operasi serangan tentara pemerintah di sepanjang perbatasan sejak 2014 lalu.

Pemerintah Pakistan sudah mengekspresikan ketakutan akan ideologi ISIS di Timur Tengah yang sangat menekankan pembunuhan terhadap umat Kristen dan minoritas Muslim Syiah. Hal ini dikhawatirkan dapat memperdalam perang sektarian di Pakistan.
(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER