Jakarta, CNN Indonesia -- Televisi pemerintah Rusia merilis kata-kata terakhir dari pilot pesawat nahas Flydubai yang jatuh di kota Rostov-on-Don pekan lalu. Dari transkrip kotak hitam tersebut, diduga kuat insiden yang menewaskan 62 orang itu akibat kesalahan manusia atau human error.
Stasiun TV Rossiya-1 pada Jumat pekan lalu, seperti dikutip
Al Arabiya, mengaku memperoleh transkrip kata-kata terakhir sebelum pesawat Boeing 737 itu jatuh dari sumber penyidik yang memiliki akses ke perekam suara pesawat atau kotak hitam.
Transkrip kotak hitam menunjukkan pilot kehilangan kendali setelah mematikan autopilot.
"Jangan khawatir," pilot mengatakan berulang kali dalam transkrip yang diterjemahkan ke bahasa Rusia itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa detik kemudian terdengar teriakan "Jangan lakukan itu!". Lalu kata-kata terakhir pilot: "Tarik!".
Selama enam detik terakhir dari rekaman, yang dapat didengar adalah "jeritan" mengerikan.
Rossiya-1 menekankan bahwa itu bukan transkrip resmi yang dirilis penyidik.
Stasiun tv ini mengutip ahli penerbangan mengatakan, kemungkinan pilot tidak sengaja menyalakan sirip penstabil di ekor pesawat saat mencoba mengembalikan pesawat ke posisi horizontal.
Jika sirip ini diaktifkan, "pesawat otomatis tidak bereaksi seperti yang dikendalikan pilot."
"Pilot jelas tidak tahu bahwa penstabil ini yang menyebabkan pesawat menukik," kata stasiun televisi itu.
Diduga ketidaksengajaan menekan tombol itu terjadi karena kondisi pilot yang sudah sangat kelelahan.
Kemungkinan lain yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat Flydubai, lanjut Rossiya-1, adalah "adanya kerusakan yang tidak diduga dari sistem otomatis pesawat."
Sebelumnya pesawat sudah dua jam berputar di atas bandara Rostov-on-Don, Rusia, akibat cuaca buruk dan angin kencang sebelum pilot memutuskan mendarat.
Penyidik melancarkan penyelidikan kriminal untuk mencari tahu apakah penyebab kecelakaan ini adalah cuaca buruk, kesalahan pilot atau kerusakan teknis.
Pemerintah Rusia menampik insiden ini terjadi akibat campur tangan teroris.