Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah perempuan korban perdagangan manusia dari Bangladesh ke rumah bordil di Mumbai meningkat.
Menurut data Prerana, lembaga non-profit yang berfokus pada perdagangan manusia dan pekerja seks, rekor tertinggi pekerja seks komersil berbahasa Bangladesh paling utama berada di lokalisasi Kamathipura.
Jumlah ini termasuk beberapa perempuan dari negara bagian Bengal Barat.
"Peningkatan angka ini cocok dengan peningkatan migrasi dari Bangladesh, dan imigran sangat rentan terhadap perdagangan manusia,” kata Priti Patkar, pendiri Prerana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka sangat putus asa. Mereka mudah terpikat oleh janji pekerjaan atau kehidupan yang lebih baik," tambahnya.
Ada 213 anak-anak pekerja seks yang terdaftar di pusat perawatan Prerana di Kamathipura dari 2010-2015. Data menunjukkan 128 di antaranya memiliki ibu yang berbahasa Bangladesh. Peningkatan serupa juga terlihat di negara bagian lain, menurut Patkar.
Ada sekitar puluhan orang dari negara bagian Uttar Pradesh, Maharashtra, Karnataka dan Andhra Pradesh.
Ada lebih dari tiga juta orang Bangladesh di India, menurut data resmi. Setiap harinya, ratusan orang tercatat masuk ke India, mereka melintasi perjalanan 4 ribu kilometer dengan pedagang manusia atau "agen" yang siap menawarkan jani-janji pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.
Meningkatnya migrasi di Asia berarti peningkatan jumlah orang yang diperdagangkan dan dianiaya oleh jaringan pedagang manusia. Badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan dalam sebuah laporan tahun lalu tentang kejahatan perdagangan manusia yang bernilai US$2 miliar per tahun di Asia.
Asia Selatan adalah kawasan dengan jumlah perdagangan manusia meningkat pesat di dunia dan terbesar kedua setelah Asia Tenggara, menurut UNODC.
Lebih dari 150 ribu orang diketahui diperdagangkan di Asia Selatan setiap tahun, tapi perdagangan bawah tanah dan jumlah pastinya cenderung lebih tinggi. Jumlahnya diperkirakan meningkat karena migrasi di Asia berkembang.
Menurut Patkar, perempuan asal Bangladesh yang diperdagangkan ke Mumbai terlalu takut dan tidak tahu hak-hak untuk mencari bantuan. Mereka juga enggan mengajukan tuntutan terhadap para pedagang setelah mereka diselamatkan dari rumah bordil.
India menandatangani perjanjian dengan Bangladesh tahun lalu untuk memperkuat kerja sama dan berbagi informasi dan memastikan penyelidikan cepat terkait perdagangan manusia.
Perjanjian tersebut memudahkan penyelamatan dan pemulangan korban perdagangan, beberapa di antaranya sebelumnya diperlakukan sebagai imigran ilegal.
"Sekarang ada proses yang jelas: kita mengambil deposisi mereka, kemudian menyerahkan kepada LSM di sana, yang bertanggung jawab untuk rehabilitasi mereka," kata seorang juru bicara polisi Mumbai. "Ini adalah hasil yang lebih baik untuk para perempuan."
Pekan ini, untuk pertama kalinya, seorang pelaku perdagangan manusia Bangladesh dihukum setelah kesaksian korban diberikan melalui link video dari Dhaka, di mana korban dipulangkan setelah diselamatkan dari rumah bordil di Mumbai.
(stu)