Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat akan menjegal rencana penjualan jet tempur Su-30 oleh Rusia ke Iran dengan melancarkan veto di Dewan Keamanan PBB.
"Kami akan menjegal persetujuan [penjualan] jet teepur itu," kata Thomas Shannon, menteri negara urusan politik AS kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada Selasa lalu, dikutip
Reuters.
Su-30 adalah jet tempur multifungsi yang bisa terbang di semua cuaca serta melakukan serangan udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Menurut Shannon, penjualan jet Su-30 ke Iran dilarang berdasarkan resolusi PBB 2231 tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resolusi 2231 yang diadopsi DK PBB pada 20 Juli 2015 adalah soal kesepakatan nuklir antara Iran dengan grup P5+1, yaitu Rusia, China, Perancis, Inggris, AS dan Jerman.
Shannon menyatakan berdasarkan resolusi itu, penjualan Su-30 "harus diberitahukan kepada Dewan Keamanan dan persetujuan dari Dewan Keamanan."
Namun direktur non-proliferasi dan pengendalian senjata di Kementerian Luar Negeri Rusia, Mikhail Ulyanov, membantah klaim Shannon.
"Penjualan itu tidak terlarang, tapi diperbolehkan dan sesuai dengan isi resolusi," kata Ulyanov yang dikutip dari kantor berita
Interfax.
Shannon juga mengatakan Rusia masih memegang komitmen untuk tidak menjual bahan-bahan rudal balistik ke Iran. Hal ini sesuai dengan resolusi DK PBB soal larangan Iran mengembangkan senjata nuklir.
Berdasarkan kesepakatan antara Iran dengan negara-negara Barat tahun lalu, Teheran akan mengurangi aktivitas pengayaan nuklir mereka hingga tahap tidak bisa membuat bom atom.
Sebelumnya, pejabat senior Rusia mengatakan mereka akan mulai mengirimkan sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Iran dalam waktu dekat.
Rusia pernah membatalkan kontrak penjualan sistem roket anti-rudal ke Iran pada 2010 karena tekanan Barat menyusul sanksi PBB kepada program nuklir Teheran.
Walau kesepakatan telah diteken antara Iran dan Barat soal program nuklir, namun hubungan Teheran dan Washington masih tegang dan opsi penjatuhan sanksi ekonomi masih terbuka. Hal ini karena Iran terus mengembangkan persenjataan dan kemampuan militernya, membuat Barat waswas.
(ama)