Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Makedonia di dekat perbatasan sebelah utara Yunani menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan pengungsi yang menggelar aksi protes dan berupaya menerobos sebuah pagar menuju Yunani.
Rekaman video dan foto dari media dan bantuan relawan menunjukkan para imigran berlarian mencari perlindungan untuk menghidari gas air mata dan peluru karet.
Imigran di wilayah tersebut mencari suaka di Eropa dalam beberapa bulan terakhir, di tengah krisis imigran di Eropa. Penyebrangan perbatasan di utara Yunani menjadi rute yang populer.
Namun, perbatasan itu ditutup bulan lalu, menyebabkan sekitar 12 ribu pengungsi terlantar dan hidup dalam kondisi kumuh di sebuah kamp darurat di Indomeni. Sebagian besar pengungsi merupakan wanita dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Minggu (10/4), para pengungsi menggelar aksi proters di perbatasan yang dijaga oleh polisi dari kedua sisi.
Deutsche Welle melaporkan beberapa demonstran berkonsultasi dengan kepolisian Yunani sebelum mendekati perbatasan untuk berbicara dengan otoritas Macedonia.
"Kami bukan orang-orang yang menjaga penutupan perbatasan," kata seorang polisi Macedonia yang tak disebutkan namanya.
"Kami mengikuti perintah Eropa. Mohon tetap tenang dan damai dan tidak mencoba untuk merobohkan pagar," ujarnya.
Salah satu perwakilan pengungsi menjawab, "Kami mengerti, dan kami ingin perdamaian. Tapi di belakang saya ada 10 ribu orang, pengungsi yang melarikan diri dari perang, dan mereka sudah di sini selama beberapa bulan. Kami ingin solusi."
Beberapa menit kemudian, ratusan imigran mencoba menerobos pagar dan sebagian mencoba untuk memotong kawat berduri. Polisi Macedonia menanggapinya dengan menembakkan gas air mata, melemparkan batu dan kemudian water cannon serta peluru karet.
Doctors Without Borders melaporkan setidaknya pihaknya mengobati 300 orang yang terluka akibat bentrokan itu.
Lebih dari 50 ribu pengungsi dipindahkan ke Yunani setelah negara Balkan menutup daerah perbatasan untuk mencoba membendung aliran pencari suaka.
Tahun lalu, lebih dari satu juta imigran melarikan diri ke Eropa, kata para pejabat.
Otoritas Yunani mendeportasi ratusan imigran dalam beberapa pekan terakhir, terutama imigran dari Turki.
Ratusan pengungsi tewas selama setahun terakhir dalam upaya melarikan diri dari daerah yang dilanda perang seperti Libanon, Suriah dan Afghanistan. Mereka mencari lingkungan yang lebih aman di Eropa.
(ama)