Al-Qaidah Diduga Kembali Aktif di Afghanistan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 16:39 WIB
Pejabat pertahanan senior Afghanistan memperingatkan bahwa kelompok militan al-Qaidah merupakan ancaman besar yang kembali aktif di Afghanistan.
Ilustrasi militan (Thinkstock/zabelin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat pertahanan senior Afghanistan memperingatkan bahwa kelompok militan al-Qaidah merupakan ancaman besar yang kembali aktif di Afghanistan.

Peringatan soal kebangkitan al-Qaidah ini menyusul pertempuran besar-besaran selama musim panas antara pasukan Afghanistan dengan sejumlah kelompok militan yang mengancam keamanan dalam negeri, termasuk al-Qaidah.

Menteri Pertahanan Afghanistan, Masoom Stanikzai, menyatakan kepada CNN bahwa al-Qaidah menjaga agar keberadaannya sulit ditemukan, namun diam-diam memperluas pengaruhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka benar-benar sangat aktif. Mereka bekerja diam-diam dan melakukan reorganisasi diri serta mempersiapkan diri untuk serangan yang lebih besar," kata Stanikzai pada Rabu (13/4).
"Mereka bekerja di belakang jaringan [militan] lainnya, memberi mereka dukungan dan pengalaman di sejumlah tempat yang berbeda dan menggandakan sumber daya dan perekrutan mereka dan sebagainya. Mereka tidak banyak bicara, tidak merilis pernyataan ke media. Ini adalah ancaman besar," ujarnya.

Mayor Jenderal Jeff Buchanan, wakil kepala staf militer AS di Afghanistan menyatakan penemuan terbaru dan penghancuran sebuah kamp pelatihan al-Qaidah di provinsi Kandahar menunjukkan bahwa prediksi AS atas kekuatan al-Qaidah perlu direvisi.

"Tahun lalu, banyak intel memperkirakan al-Qaidah di Afghanistan memiliki 50 sampai 100 anggota, tetapi di satu kamp ini kami menemukan lebih dari 150 orang," ujarnya.

"Ada ribuan anggota, tapi jelas di sejumlah wilayah terpencil Afghanistan terdapat petinggi al-Qaidah dan kami khawatirkan akan apa yang mereka mampu lakukan," katanya.
Para pejabat AS memperkirakan jumlah pejabat inti kelompok teror itu di Afghanistan dapat mencapai 300 orang, namun jumlah itu tidak termasuk fasilitator dan simpatisan mereka.

Kamp pelatihan militan yang hancur karena operasi militer pasukan khusus AS dan pasukan Afghanistan pada Oktober lalu menunjukkan keterkaitan mereka dengan al-Qaidah dan afiliasinya, al-Qaidah di benua India.

"Menemukan keberadaan mereka di Afghanistan cukup meresahkan," kata Buchanan.

Belum ada laporan sebelumnya bahwa al-Qaidah di benua India berada di Afghanistan. Namun, penemuan ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Afghanistan merupakan negara yang menjadi markas kelompok militan internasional yang meluncurkan serangan di luar negeri, termasuk di Barat.

Stanikzai juga mengungkapkan kekhawatiran atas keterkaitan al-Qaidah dengan Taliban.

Taliban dianggap menyesali keputusannya untuk menyembunyikan Osama bin Laden sebelum serangan 11 September 2001, karena hal itu membuat AS memulai operasi untuk melemahkan kekuasaan mereka.
Namun, sejak Mullah Akhtar Mohammad Mansour menjadi pemimpin pada pertengahan 2015, kelompok ini kemudian berkembang menjadi lebih dekat dengan al-Qaidah.

Wakil komandan Taliban saat ini, Siraj Haqqani, merupakan kepala jaringan militan Haqqani yang ditakuti dan fasilitator untuk al-Qaidah di Afghanistan, menurut para pejabat AS.

"Kunci besarnya adalah Taliban," kata Stanikzai.

"Mereka membutuhkan pejuang, mereka membutuhkan dukungan dan mereka perlu perekrutan dari tempat lain, dan ini alasan (Taliban) merangkul mereka," ujarnya.

Kedekatan kedua militan ini menciptakan masalah baru dalam upaya perdamaian dan negosiasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.

Negosiasi yang didukung AS mensyaratkan Taliban meninggalkan praktik terorisme internasional. Namun para pakar mengkhawatirkan hal yang sebaliknya, bahwa hubungan al-Qaidah dan Taliban makin kuat.

Taliban juga secara terbuka menyatakan mereka saat ini tidak tertarik pada pembicaraan damai, meskipun sejumlah pejabat AS dan Afghanistan menyatakan sejumlah petinggi Taliban yang moderat menginginkan perundingan damai.

"Banyak pemimpin di Taliban bersedia untuk masuk ke dalam pembicaraan damai yang konstruktif," kata Stanikzai. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER