Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Spanyol menahan Antoine Denevi, pria yang diduga memasok senjata yang digunakan dalam serangan teror Charlie Hebdo, Paris, Januari 2015 lalu.
Menurut keterangan polisi Spanyol pada Rabu (13/4), Denevi, 27, yang berasal dari sebuah kota kecil di sebelah utara Perancis, ditahan pada Selasa (12/4) di daerah Malaga selatan, dengan surat penangkapan yang berlaku diseluruh Eropa.
Polisi menyakini bahwa jaringan penyelundup ilegal di mana Denevi bernaung diduga merupakan kelompok penyelundup "senjata dan amunisi perang" untuk Amedy Coulibaly, tersangka teroris yang meluncurkan serangan pada 8 dan 9 Januari 2015.
Dalam serangannya, Coulibaly sempat menembak mati seorang polisi wanita, melakukan penyanderaan di sebuah pasar swalayan Yahudi dan membunuh empat orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, para penyidik di kota Lille, Perancis utara, di mana Denevi kini diselidiki atas kasus perdagangan senjata ilegal, menilai kecil kemungkinan keterkaitan Denevi dengan serangan di Paris.
"Untuk saat ini, tidak ada hubungan antara tuduhan yang mungkin dilontarkan terhadap dirinya dengan senjata yang digunakan dalam serangan Paris pada Januari 2015," bunyi pernyataan para penyidik.
Polisi Spanyol dan Perancis berpartisipasi dalam operasi di resor tepi laut Rincon de la Victoria pada Selasa dan berhasil membekuk Denevi dan dua orang lainnya, berasal dari Serbia dan Montenegro.
Dalam pernyataannya, polisi Spanyol menyatakan Denevi "meninggalkan negara tetangga (Perancis) beberapa minggu setelah serangan Paris untuk melarikan diri kejaran polisi, dan menetap di sebuah provinsi di Malaga dan melanjutkan kegiatan ilegalnya menggunakan dokumen palsu."
"Telah ditetapkan juga bahwa aktivitasnya terkait dengan orang-orang asal Serbia, yang kemungkinan telah memfasilitasi akses ke senjata dan amunisi [ilegal]," bunyi pernyataan polisi Spanyol.
Denevi, yang berasal dari wilayah Pas-de-Calais, Perancis utara, langsung dibawa ke Madrid dan diadili di Pengadilan Nasional. Meski disebut terkait dengan ekstremisme, Pengadilan Nasional mendakwa Denevi atas kasus perdagangan senjata, dan sejauh ini, tidak ada dakwaan terorisme yang diajukan terhadapnya.
Sumber pengadilan yang meminta namanya tidak dipublikasikan menyatakan kepada
AFP bahwa Denevi membantah menjual senjata ke jihadis dan menerima dirinya akan diekstradisi ke Perancis.
Coulibaly merupakan kaki tangan Cherif dan Said Kouachi yang meluncurkan teror di sejumlah tempat di Paris dan menewaskan 12 orang dalam serangan di kantor majalah satire Charlie Hebdo.
Baik Coulibaly dan kakak-beradik Kouachi tewas ditembak mati polisi dalam baku tembak.
Polisi Spanyol menyatakan bahwa Coulibaly mengunjungi Spanyol hanya beberapa hari sebelum meluncurkan serangan untuk menemani pasangannya, Hayat Boumeddiene, ke bandara Madrid, dan melanjutkan penerbangan ke Turki untuk menuju Suriah.
Masih terguncang atas serangan pada Januari, Perancis kembali dilanda teror pada November 2015, ketika serangan yang terjadi hampir bersamaan menewaskan total 130 orang.
(ama/stu)