Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memberikan peringatan akan memutus hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia setelah duta besar mereka mengkritik kelakarnya mengenai pemerkosaan seorang misionaris di penjara.
"Jika saya menjadi presiden, saya akan memutuskannya [hubungan diplomatik]," ujar Duterte dalam kampanyenya pada Rabu (20/4), merujuk pada hubungan dengan Amerika Serikat dan Australia, dua sekutu terdekat Filipina.
Ketegangan ini bermula ketika Duterte memberikan komentar mengenai kasus perkosaan seorang perempuan Australia dalam kekerasan penjara pada 1989. Duterte mengatakan ingin menjadi orang pertama yang memerkosa perempuan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka memerkosa semua perempuan. Ketika mereka membawa semuanya keluar, saya melihat wajahnya dan berpikir, 'Sialan. Kasihan sekali. Mereka memerkosanya, mereka mengantre.' Saya marah dia diperkosa, tapi dia sangat cantik. Saya pikir, wali kota harus jadi yang pertama," katanya.
Duterte merupakan Wali Kota Davao, di mana ia dituduh berada di balik insiden main hakim sendiri yang menewaskan 1.000 orang.
Menanggapi komentar tersebut, Duta Besar Australia untuk Filipina, Amanda Gorely, berkicau melalui akun Twitter pribadinya, "Perkosaan dan pembunuhan seharusnya tidak menjadi bahan lelucon atau disepelekan. Kekerasan terhadap perempuan dan gadis tidak dapat diterima, kapanpun dan di manapun."
Sepakat dengan Gorely, Duta Besar AS untuk Filipina, Philip Goldberg, juga melontarkan komentar senada. "Pernyataan dari siapapun, di manapun, yang merendahkan perempuan atau menyepelekan isu yang serius seperti perkosaan atau pembunuhan tidak dapat kami maafkan," tulis Goldberg melalui Twitter.
Setelah diprotes oleh duta besar AS dan Australia, ia malah menyuruh kedua wakil negara besar itu untuk, "tutup mulut."
"Akan sangat baik bagi duta besar Amerika dan Australia untuk tutup mulut," katanya.
Seperti diberitakan
AFP, Duterte sendiri memberikan respons beragam terkait komentar pemerkosaan itu. Tim media Duterte merilis pernyataan bahwa ia meminta maaf. Namun dalam kampanye, Duterte berulang kali mengatakan bahwa ia tidak akan meminta maaf.
(stu)