Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor berita Iran,
Tasnim, melaporkan Iran menjatuhi hukuman penjara terhadap empat wartawan atas tuduhan yang berkaitan dengan keamanan. Vonis ini menggarisbawahi pengaruh paham konservatif atas peradilan di Iran, terlepas dari meningkatnya dukungan terhadap kaum reformis di negara Republik Islam ini.
Dilaporkan
Reuters, mengutip
Tasnim, empat wartawan pro-reformasi pada Selasa (27/4) dinyatakan bersalah atas berbagai tuduhan, termasuk "menyebarkan propaganda melawan Republik Islam" dan "bertindak melawan keamanan nasional dan menghubungi pemerintah asing." Laporan
Tasnim tidak merinci soal dakwaan itu.
Pengacara untuk tiga wartawan yang dihukum, Mohammad Alizadeh-Tabatabai menyatakan bahwa hukuman penjara dijatuhkan kepada kliennya pada Selasa ketika mereka muncul di pengadilan. Mereka memiliki waktu 21 hari untuk mengajukan banding terhadap dakwaan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Davoud Assadi dijatuhi hukuman 10 tahun, Afarin Chitsaz lima tahun, Ehsan Mazandarani tujuh tahun dan Ehsan Safarzayi lima tahun penjara," kata Alizadeh-Tabatabai, sembari menambahkan bahwa para wartawan akan mengajukan banding.
Mazandarani, pemimpin redaksi surat kabar reformis, Farhikhtegan, sebelumnya sempat ditangkap pada Maret 2013 dengan sekelompok wartawan lainnya. Namun, ia dibebaskan dengan jaminan tiga minggu kemudian.
Sementara Chitsaz dan Safarzaie ditangkap pada November 2015 oleh Garda Revolusi Iran, yang setia kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Berbagai kelompok pemerhati hak asasi manusia dan sejumlah negara Barat kerap mengkritik Iran yang menekan hak kebebasan berbicara.
PBB juga telah menegur Teheran dalam laporannya karena "membatasi hak kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul, menangkap dan memenjarakan wartawan, pembela hak asasi manusia, anggota serikat buruh dan lain-lain yang menyuarakan perbedaan pendapat, dengan tuduhan yang tidak jelas dan terlalu bias."
Iran membantah tuduhan tersebut, dan menuduh Barat juga melanggar hak asasi manusia.
Kelompok pemerhati kebebasan pers, The Committee to Protect Journalis dan berbagai kelompok HAM lainnya sering kali menyerukan Iran untuk segera membebaskan seluruh wartawan yang ditahan.
Popularitas Presiden Hassan Rouhani yang moderat semakin meningkat setelah berhasil menandatangani kesepakatan nuklir dengan sejumlah negara besar dunia tahun lalu, yang berujung kepada penghapusan sanksi ekonomi kepada Iran.
Langkah ini membantu para pendukungnya meraup banyak dukungan dalam pemilihan umum pada Februari lalu.
Namun, penganut paham garis keras dan konservatif masih memengaruhi sejumlah sektor di Iran, termasuk pengadilan. Kaum konservatif Iran berpendapat bahwa para wartawan dan aktivis yang dinilai melakukan infiltrasi Barat" harus diganjar oleh hukuman yang keras.
(ama)