Rodrigo Duterte, Capres Kontroversial Favorit Rakyat Filipina

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 09 Mei 2016 12:05 WIB
Filipina memulai rangkaian pemilu dengan kejutan. Rodrigo Duterte, kandidat yang dikenal dengan kampanye kontroversialnya, ternyata menjadi favorit masyarakat.
Beberapa analis mengatakan bahwa walaupun Duterte memimpin jauh dalam berbagai jajak pendapat, bukan berarti ia akan menang dengan mudah. (Reuters/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina memulai rangkaian proses pemilihan umum presiden pada Senin (9/5) dengan satu kejutan. Rodrigo Duterte, salah satu kandidat yang dikenal dengan kampanye kontroversialnya, ternyata menjadi favorit masyarakat.

Seperti dilansir AFP, mantan Wali Kota Davao itu menghipnotis jutaan rakyat dengan solusi brutal tapi cepat yang ia tawarkan untuk melibas kejahatan dan kemiskinan di negaranya. Kedua hal ini dianggap batu sandungan bagi pertumbuhan ekonomi di Filipina.

Kendati demikian, para kritikus sudah memperingatkan bahwa Duterte dapat menjerumuskan kembali Filipina ke dalam masa-masa kelam dengan gaya kepemimpinan diktator, tiga dekade setelah revolusi "Kekuatan Rakyat" menggulingkan rezim Ferdinand Marcos.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana tidak, dalam kampanyenya Duterte berulang kali bersumpah membunuh puluhan ribu pelaku kriminal. Ia juga mengancam pemberlakuan kebijakan kekuasaan satu orang jika anggota parlemen tak mematuhinya serta berjanji merangkul pemberontak komunis.

Duterte juga kerap mengumbar kelakar mengenai kehidupan seksualnya dengan mengatakan bahwa ia tak dapat hidup tanpa Viagra.

Namun, Duterte berjanji kepada para pemilihnya bahwa wanita-wanita simpanannya tak memakan banyak biaya karena ia akan menempatkannya di rumah kos murah dan membawanya ke hotel kelas bawah untuk berhubungan seks.

Pria berusia 71 tahun itu semakin membuat risih lingkaran diplomatik internasional ketika ia bercanda ingin jadi orang pertama yang memperkosa seorang misionaris Australia. Perempuan itu tewas dalam kerusuhan di penjara Filipina pada 1989.

Presiden Benigno Aquino, putra dari pemimpin gerakan rakyat yang menggulingkan Marcos, mewanti-wanti masyarakat bahwa Filipina terancam terjerumus kembali ke dalam kemimpinan diktator.

"Saya butuh bantuan kalian untuk menghentikan teror di tanah kita. Saya tidak bisa melakukannya sendiri," ujar Aquino dalam kampanye dukungan terhadap kandidat dari partainya, Mar Roxas, di Manila pada Sabtu (7/5) lalu.

Namun tetap saja, Duterte berhasil merebut perhatian puluhan ribu orang yang mengelu-elukan rancangan kebijakannya untuk memerangi kejahatan jika terpilih menjadi presiden kelak.

"Lupakan hukum hak asasi manusia. Jika saya jadi presiden, saya akan melakukan apa yang saya lakukan ketika menjadi wali kota. Kalian semua para pemakai narkoba, warga pengangguran, sebaiknya keluar dari sini. Karena sebagai wali kota, saya akan membunuh kalian," ucap Duterte dalam kampanye terakhirnya.

Memimpin jauh

Pemilu baru dimulai, tak ada yang bisa memprediksi hasil akhir. Namun hingga kini, Duterte sudah unggul 11 persen dari para pesaingnya.

Dengan janji melanjutkan proses reformasi Aquino, Roxas menyusul di posisi kedua. Aquino sendiri terganjal aturan konstitusi sehingga tak dapat kembali menjabat sebagai presiden dalam periode selanjutnya.

Meskipun pertumbuhan ekonomi naik sekitar enam persen selama masa pemerintahannya, Aquino dianggap gagal mempersempit jurang perbedaan antara kaum kaya dan miskin.

Roxas dianggap menjadi harapan melihat garis keluarganya. Kakek Roxas merupakan presiden pertama setelah Filipina mendapatkan kemerdekaan dari Amerika Serikat usai Perang Dunia II.

Dalam bursa capres Filipina kali ini, terdapat pula nama Grace Poe yang bersaing ketat dengan Roxas. Ia sempat dikritik lantaran memilih untuk mengambil kewarganegaraan Amerika Serikat dari suaminya yang memang dwikewarganegaraan sejak lahir.

Sementara itu, Wakil Presiden Filipina, Jejomar Binay, terpuruk di urutan keempat karena serangkaian tuduhan korupsi terhadapnya.

Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat pada Senin. Komisi pemilu Filipina menyatakan bahwa hasil pemilu dapat diketahui pada malam hari melalui sistem komputerisasi.

Namun, melihat ketatnya persaingan, hasil akhir kemungkinan akan dilansir dalam beberapa hari.

Beberapa analis menilai bahwa walaupun Duterte memimpin jauh dalam berbagai jajak pendapat, bukan berarti ia akan menang dengan mudah.

Menurut mereka, Duterte tak memiliki mesin politik canggih seperti Roxas. Ia juga tak mempunyai kekuatan layaknya Binay yang dapat mengatur sekutu untuk melakukan kampanye dukungan di berbagai provinsi.

Di samping perebutan posisi presiden, pertarungan mendapatkan kursi wakilnya juga diguncang isu panas. Putra dari Marcos, Bongbong Marcos, juga dijagokan menang. Jika sukses, Bongbong akan menjadi batu pijakan bagi keluarganya untuk kembali masuk dalam jajaran pemerintahan tinggi. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER