Di Kemlu, ABK Korban Abu Sayyaf Diserahkan kepada Keluarga

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 13:04 WIB
Sebelum diserahkan kepada keluarga, para ABK menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD setelah tiba di Jakarta pada Minggu malam.
Sepuluh ABK korban penyanderaan Abu Sayyaf diserahterimakan kepada keluarga di Kementerian Luar Negeri Jakarta, Senin (2/5). (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesepuluh ABK korban penyanderaan Abu Sayyaf di Filipina akan diserahterimakan kepada keluarga di Kementerian Luar Negeri Jakarta. Sebelumnya mereka telah menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD.

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, Senin (2/5), para ABK yang memakai kemeja putih telah diterima oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Gedung Pancasila. Berikutnya mereka akan diserahkan kepada keluarga yang telah datang ke Jakarta.

Menurut keterangan Kemlu, dari hasil pemeriksaan di RSPAD diketahui bahwa seluruh ABK secara fisik sehat dan secara psikologis stabil. Tidak ada yang memerlukan perawatan khusus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemeriksaan dilakukan secara intensif sejak pukul 01.00 dini hari. Meliputi pemeriksaan fisik dan psikologis oleh para dokter militer di RSPAD," ujar pernyataan Kemlu.

Usai pemeriksaan, RSPAD menyerahkan para ABK kepada Kemlu. Acara serah terima dilakukan oleh Wakil Kepala RSPAD, Kol. CKM. Dr. Bambang Dwi HS,  mewakili TNI kepada Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Lalu Muhamad Iqbal.

"Dengan selesainya pemeriksaan kesehatan tersebut maka seluruh ABK disiapkan untuk diserahkan kembali Pemerintah kepada keluarga masing-masing", papar Kol. Bambang.

Ke-10 pelaut dari kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu diculik dalam pelayaran menuju Filipina. Para pelaut Indonesia dibebaskan pada Minggu di depan kediaman Gubernur Sulu Abdusakur Tan II.

Pemerintah Indonesia mengatakan pembebasan para ABK tidak melibatkan pemberian tebusan sebesar 50 juta peso yang dituntut Abu Sayyaf. Filipina sendiri memegang kebijakan tidak akan membayarkan tebusan pada kelompok teror agar tidak menimbulkan preseden buruk.

Saat ini masih ada empat ABK asal Indonesia lainnya yang disandera Abu Sayyaf sejak 1 April lalu dari perairan Sabah dan dibawa ke Sulu.

Kelompok separatis di Filipina selatan ini juga masih menyandera beberapa warga asing, di antaranya dari Kanada, Norwegia, Belanda, Malaysia, dan China. Bulan lalu, Abu Sayyaf mengeksekusi mati seorang tawanan asal Kanada setelah pembayaran tebusan jatuh tempo. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER