Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan pertahanan udara Arab Saudi berhasil mengadang serangan rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman. Pihak Saudi mengatakan, mereka tetap akan memegang teguh gencatan senjata kendati serangan oleh militan Syiah Houthi ini menyebabkan "eskalasi serius".
Dikutip dari Reuters, serangan pada Senin (9/5) itu terjadi di tengah upaya pemerintah Yaman yang didukung Saudi melakukan perundingan damai dengan Houthi yang dibekingi Iran di Kuwait. Perundingan ini digelar untuk menghentikan perang yang telah berlangsung satu tahun dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan di negara termiskin Semenanjung Arab itu,
"Koalisi mengumumkan tetap akan menahan diri," ujar pemerintah Saudi, yang mengatakan pengadangan serangan rudal itu adalah cara yang tepat dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Saudi dalam pernyataannya tidak merinci soal target rudal tersebut. Saudi hanya mengatakan, rudal itu dihancurkan di udara tanpa menyebabkan kerusakan di daratan. Peristiwa serupa sebelumnya terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Koalisi Timur Tengah yang dipimpin Saudi mengintervensi konflik di Yaman dengan serangan udara untuk melemahkan posisi Houthi sejak tahun lalu.
Saudi membatalkan gencatan senjata sebelumnya pada Januari lalu, dengan alasan musuh terus membombardir pos perbatasan dan menyerang wilayah sipil. Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 6.200 orang dan membuat 2,5 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.
Gencatan senjata kali ini yang didukung PBB diterapkan sejak bulan lalu untuk membuka jalan perundingan di Kuwait. PBB menyerukan kedua pihak, pemerintah Yaman dan Houthi, yang bertemu pada Senin di Kuwait segera menemukan jalan keluar.
"Kedua delegasi sangat menjanjikan, tapi kita jangan melupakan bahwa tantangannya luar biasa dan celah di antara keduanya sangat besar," kata Ismail Ould Cheikh Ahmed, utusan khusus PBB untuk konflik Yaman.
(den)