Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Indonesia, Joko Widodo, akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, pada 15 Mei mendatang, di tengah memanasnya kondisi di Semenanjung Korea setelah uji coba nuklir oleh Korea Utara.
Direktur Kerja Sama Asia Timur dan Pasifik Kementerian Kementerian Luar Negeri, Edi Yusup, pun mengatakan bahwa kondisi ini akan menjadi salah satu bahasan yang dibicarakan oleh kedua pemimpin negara tersebut.
"Ya, isu itu akan dibahas. Mungkin Korea Selatan akan memaparkan perkembangan mengenai Korea Utara. Mungkin akan dibahas langkah-langkah untuk menjembatani masalah di Semenanjung Korea," ujar Edi dalam jumpa pers di Kemlu, Jakarta, Kamis (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Park dan Jokowi juga akan membahas kerja sama bilateral dalam bidang perdagangan, investasi, pertahanan, industri kreatif, dan pemberantasan korupsi.
Sebelum kedua presiden bertemu, Jokowi dijadwalkan bertemu dengan para pebisnis dari Korsel. Setibanya di Korsel, Jokowi akan bertandang ke forum bisnis yang dihadiri oleh 400 pengusaha dan CEO perusahaan besar di Korsel.
Setelah itu, Jokowi dijadwalkan menghadiri pertemuan bisnis one on one dengan dua CEO perusahaan besar Korsel, yaitu Posco Steel dan Lotte Group. Agenda dilanjutkan dengan makan siang bersama 20 pemilik perusahaan terbesar di Korsel, tapi hingga kini Edi belum dapat menjabarkan secara rinci.
Pemerintah Indonesia berharap ada komitmen investasi dari perusahaan Korsel di Indonesia. "Perusahaan Korea punya nilai positif. Hampir 90 persen komitmen dari Korsel selama ini pasti diimplementasikan," kata Edi.
Karena itu, Korsel dianggap sebagai salah satu mitra ekonomi Indonesia yang baik. Korsel sendiri menempati posisi ke-6 terbesar untuk ekspor barang Indonesia, urutan ke-4 pengekspor barang ke Nusantara, dan peringkat ke-5 rekan investasi. Kini, ada lebih dari 2.200 perusahaan Korsel yang menanamkan investasi di Indonesia.
Pertemuan ini diharapkan menghasilkan sembilan nota kesepahaman (MoU) di bidang maritim, industri kreatif, antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, kawasan ekonomi khusus, penelitian pengembangan energi dan mineral.
(ama)