Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS meluncurkan serangan di kilang gas milik negara di pinggiran utara kota Baghdad, Irak pada akhir pekan lalu. Sedikitnya 11 orang tewas, termasuk sejumlah polisi, dalam serangan yang menyebabkan dua pembangkit listrik menghentikan produksinya.
Serangan diluncurkan ISIS melalui bom mobil bunuh diri yang meledak di pintu masuk fasilitas gas di Taji pada Minggu (15/5), sekitar pukul 6 pagi waktu setempat. Bom mobil itu membuka jalan bagi sejumlah kendaraan lain yang membawa setidaknya enam militan ISIS untuk memasuki kilang.
Sumber kepolisian memaparkan bahwa bentrokan tak terhindarkan terjadi antara petugas keamanan dengan enam militan yang dilengkapi rompi peledak. Sebanyak 21 orang terluka akibat bentrokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan yang dipublikasikan secara daring, ISIS memaparkan bahwa empat militan dengan senapan mesin membunuh para penjaga di kilang yang menurut mereka digunakan sebagai markas oleh militer Irak.
Ketika lebih banyak petugas keamanan yang datang ke lokasi, para militan kemudian meledakkan bom mobil yang diparkir dan meledakkan rompi bunuh diri mereka.
Juru bicara Komando Operasi Baghdad menyatakan tiga tempat penyimpanan gas di fasilitas ini dibakar sebelum pasukan keamanan mampu mengendalikan situasi.
Terkait serangan ini, Kementerian Minyak Irak menyatakan produksi gas di kilang itu tidak terganggu. Namun, Kementerian Listrik sebaliknya menyatakan bahwa dua pembangkit listrik yang bergantung kepada kilang gas itu terpaksa menghentikan operasi karena berkurangnya pasokan gas dari kilang Taji.
Belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan produksi gas untuk pembangkit listrik di kawasan tersebut, yang mengalirkan sekitar 153 megawatt ke jaringan listrik nasional.
Video yang disiarkan oleh stasiun
Al Hadath TV menunjukkan bahwa bola api terlihat berkobar dari fasilitas gas itu.
Seorang karyawan yang tinggal di kilang gas menyatakan bahwa setelah mendengar ledakan kuat, ia melihat kobaran api serta asap hitam dari dalam fasilitas gas.
Puluhan polisi dan kendaraan militer kemudian bergegas ke lokasi kejadian, di mana militan ISIS baku tembak dengan petugas dan berlangung selama kurang lebih satu jam.
Kelompok militan ISIS menguasai sejumlah wilayah di bagian utara dan barat Irak, dan meluncurkan serangkaian pemboman pada pekan ini yang sudah menewaskan sekitar 100 orang.
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi menyatakan pada Sabtu (14/5) bahwa para militan mengambil keuntungan dari krisis politik di negara itu, yang dipicu oleh upaya untuk merombak sistem pemerintahan.
Koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat selama ini membantu Irak memerangi ISIS dan melatih pasukan militer Irak selama berbulan-bulan di pangkalan militer yang terletak di Taji.
Selain serangan di kilang Taji, terjadi juga ledakan terpisah di pinggiran selatan Baghdad pada Minggu, menewaskan tiga orang dan melukai 12 lainnya, menurut keterangan sumber dari kepolisian.
(ama)