Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, menawarkan Partai Komunis Filipina (CPP) empat pos dalam kabinetnya, yaitu reformasi agraria, ketenagakerjaan, kesejahteraan sosial, serta sumber daya alam dan lingkungan.
"Hanya ini departemen yang bisa saya serahkan," ujar Duterte dalam sebuah konferensi pers ketika ditanya apakah ia akan melibatkan komunis bergabung dalam jajaran pemerintahannya.
Duterte lantas menjelaskan bahwa ia sudah memikirkan hal ini dengan matang merujuk pada rekam jejak CPP. "Mereka adalah kelompok yang paling siaga di Filipina mengenai ketenagakerjaan," ucap Duterte.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini juga diakui oleh Walden Bello, salah satu mantan anggota dewan dari partai berhaluan sosialis, Akbayan. Menurutnya, CPP memiliki kapasitas mengatasi masalah kepemilikan tanah demi menyempurnakan program reformasi agraria.
"Saya pikir, CPP sangat serius mengenai reformasi agraria. Hukum baru akan dibutuhkan untuk melengkapi hukum Carper [Program Perpanjangan reformasi Agraria Komprehensif dengan Reformasi] dan saya harap Kongres tidak menghalangi ini," tutur Bello seperti dikutip
Inquirer, Senin (16/5).
Menurut Bello, CPP akan ideal untuk memberantas penebang liar. CPP diperkirakan bakal mengambil langkah besar untuk mengakhiri sistem kontrak tenaga kerja dan keengganan pebisnis besar memberikan status pekerja tetap bagi karyawannya.
Bello memprediksi CPP akan mengembangkan program transfer tunai bersyarat dari hanya bersifat sedekah menjadi jaminan pemberian pekerjaan bagi rakyat miskin.
"Akan ada penolakan dari manajemen, investor asing, dan kelas pemilik lahan, tapi saya harap Presiden akan melakukan interfensi, untuk memberikan anggota kabinetnya ruang mengistitusikan langkah-langkah radikal yang harus diambil," katanya.
Kendati demikian, seorang anggota dewan dari Partai Ako Bicol, Rodel Batocabe, mengajukan syarat bahwa sayap militer CPP, yaitu NPA, harus menghentikan kekerasan dan menyerahkan senjatanya.
"Ini harus menjadi syarat mutlak. Jika tidak, persetujuan akan selalu berakhir dengan sikap skeptis dan ketidakpercayaan dari rakyat," tutur Batocabe.
Kabar pemberian pos bagi CPP ini datang tak lama setelah Duterte menyatakan bersedia berpartisipasi dalam pembicaraan damai dengan partai komunis itu.
"Saya tidak menyesal NPA (partai Tentara Rakyat Baru yang beraliran komunis) mengangkat senjata. Tapi ketika saya disumpah [sebagai presiden], mereka harus menyadari saya pemerintah dan saya adalah musuh, tapi saya menawarkan jalan damai dan kami bisa bicara," katanya seperti dikutip
AFP.
Pernyataan ini dilontarkan menyusul tulisan pendiri CPP, Jose Maria Sison, dalam akun Facebook pribadinya pekan lalu bahwa ia berharap dapat pulang ke Filipina setelah Duterte memenangi pemilu yang digelar pada 9 Mei lalu. Sison kerap menjaga hubungan dengan Duterte meski dia tinggal di pengasingan di Belanda.
Para pemimpin pemberontakan komunis Filipina pun akan dipersilakan kembali ke tanah air mereka setelah hampir tiga dekade berada di pengasingan.
Pada Minggu (15/5), Duterte mengatakan bahwa kembalinya Sison ke Filipina akan menjadi hal penting dalam membantu mengakhiri pemberontakan.
Pemberontakan komunis Filipina merupakan salah satu upaya perlawanan pemerintah dengan sejarah terpanjang di Asia dan menyebabkan sekitar 30 ribu orang tewas sejak dekade 1960-an.
Berdiri hampir setengah abad, pemberontakan komunis di Filipina sudah merenggut 30 ribu nyawa. Kekuatan pemberontak komunis merosot dari 26 ribu menjadi tak lebih 4 ribu pada akhir 1980-an.
Presiden Filipina saat ini, Benigno Aquino, sempat berupaya menghidupkan kembali pembicaraan damai dengan pemberontak komunis ketika menjabat pada 2010. Namun, Aquino menghentikan upaya itu pada 2013, dan menuduh para pemberontak tidak tulus dalam upaya mencapai penyelesaian politik.
Pembicaraan damai kemudian mandek setelah partai komunis menuntut pembebasan sejumlah rekan mereka yang dipenjara dan dinilai sebagai "tahanan politik," serta menolak pemerintahan Aquino.
Duterte bahkan menyatakan bersedia untuk mematuhi permintaan komunis untuk melepaskan anggota mereka yang ditangkap.
"Jika saya puas kita bertemu dengan itikad baik, saya akan mempertimbangkan melepaskan semua tahanan politik," katanya.
(ama)